Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar kembali mencatat langkah strategis dalam memperkuat perannya sebagai pusat pendidikan tinggi di kawasan timur Indonesia. Pada Selasa (2/9/2025), kampus ini resmi menggelar pembukaan evaluasi lapangan usul penyatuan Akademi Kebidanan (Akbid) Persada Wajo.
Meski sebagian besar rangkaian berlangsung daring, suasana Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unismuh tampak semarak. Rektor, para wakil rektor, dekan, pimpinan lembaga, hingga perwakilan Yayasan Wahana Bakti Persada hadir mendampingi jalannya acara. Dari pihak pemerintah, hadir pula perwakilan Direktorat Kelembagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta LLDIKTI Wilayah IX.
Tim evaluator Kemendiktisaintek terdiri dari Prof. FX Sumarja (Universitas Lampung), Prof. Euphrasia Susy Suhendra (Universitas Gunadarma), dan Dr. Ika Lestari (Universitas Negeri Jakarta).
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rakhim Nanda, menegaskan kesiapan Unismuh menjadi perguruan tinggi induk penyatuan. “Kami berharap penyatuan ini memperkuat tata kelola dan kualitas akademik. Migrasi data dan integrasi sistem adalah langkah awal yang segera ditindaklanjuti,” ujarnya.
Ia menyebut penyatuan bukan sekadar penggabungan administratif, melainkan momentum untuk mewujudkan continuous quality improvement melalui penguatan sistem penjaminan mutu dan pemenuhan standar akreditasi.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, menyambut positif langkah ini. Menurutnya, penyatuan sejalan dengan kebijakan nasional untuk memperkuat kelembagaan perguruan tinggi swasta.
“Dengan bergabungnya Persada Wajo ke Unismuh, diharapkan lahir institusi yang lebih berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.
Dukungan juga datang dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Wakil Ketua, Dr. Muhammad Samsuddin, menegaskan penyatuan merupakan strategi Muhammadiyah untuk meningkatkan mutu dan kapasitas pendidikan.
“Ini bukan akhir, tetapi awal bagi Unismuh Makassar memperluas kiprah. Harapannya, proses ini membawa manfaat besar bagi Sulawesi Selatan dan dunia pendidikan secara umum,” ujarnya.
Perwakilan Kemendiktisaintek, Mia, menambahkan bahwa evaluasi lapangan difokuskan pada aspek hukum, keuangan, hingga pemeriksaan dosen program studi baru.
Wakil Rektor I Unismuh, Prof. Andi Sukri Syamsuri, mengungkapkan kabar baik. “Penyatuan Akbid Persada memberi kesempatan Unismuh membuka dua prodi baru, yakni S1 Hukum dan S1 Psikologi. Sementara program studi Kebidanan kini resmi berada di FKIK Unismuh,” jelasnya.
Dengan penyatuan ini, enam dosen tetap, tiga tenaga kependidikan, dan 29 mahasiswa Akbid Persada resmi menjadi bagian dari Unismuh. Selain itu, sekolah di bawah Yayasan Wahana Bakti Persada, seperti SMK Farmasi dan SMK Kebidanan Persada, juga akan masuk dalam naungan Unismuh.
“Integrasi ini menjadi pintu pengembangan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) di Kabupaten Wajo. Amanah ini akan kami jalankan sebaik-baiknya agar Unismuh benar-benar menjadi rumah akademik yang lebih besar dan berkualitas,” tegas Prof. Andis.
Penyatuan Akbid Persada Wajo bukan sekadar formalitas administratif, tetapi momentum penting dalam perjalanan Unismuh memperkuat jaringannya. Dengan lahirnya prodi baru dan integrasi kelembagaan, kampus ini meneguhkan peran strategis Muhammadiyah dalam membangun pendidikan tinggi berdaya saing di kawasan timur Indonesia.
Be the first to comment