Di tengah kabar duka yang terus mengalir dari Gaza, sebuah kisah harapan justru lahir dari kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya). Sondos Jehad Shnewra, mahasiswa asal Palestina, resmi menyelesaikan studi magister dengan predikat cumlaude pada Wisuda Sabtu (25/10/2025). Ia menuntaskan tugas akhir tepat ketika Israel menyepakati masa gencatan senjata.
Bagi Sondos, keberhasilannya bukan semata pencapaian akademik. Dua tahun terakhir menjadi masa yang tidak mudah bagi Sondos. Saat dirinya berjuang menyelesaikan tugas akhir di Surabaya, keluarganya harus bertahan di tengah perang yang terus berkecamuk di Gaza. Meski begitu, ia mengaku selalu mendapat kekuatan dari doa teman-teman dan dosennya di kampus.
“Saya mohon doa untuk keluarga saya yang sekarang masih berada di Palestina. Saya bersyukur Allah memberikan sahabat-sahabat yang baik yang selalu mendoakan saya,” ungkapnya.
Sondos datang ke Indonesia melalui program beasiswa Lazismu Jawa Timur, yang membuka jalan baginya untuk melanjutkan studi S2 di bidang yang dicita-citakan. Keputusan itu mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Indonesia dikenal sebagai negeri yang aman, penuh solidaritas terhadap Palestina, dan memiliki sejarah persahabatan yang panjang dengan bangsa Palestina.
Di UM Surabaya, Sondos menemukan lebih dari ruang kuliah dan laboratorium. Ia menemukan tempat bernaung. “Kampus ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi saya.
Tempat saya menemukan keluarga, persahabatan lintas bangsa, serta nilai-nilai kemanusiaan dan Islam yang hidup dalam keseharian,” ungkapnya.
Beasiswa yang diterima Sondos bukan sekadar dukungan biaya pendidikan. Ia menilai bantuan tersebut adalah simbol perhatian dan keberpihakan rakyat Indonesia terhadap perjuangan bangsanya.
“Beasiswa ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang harapan dan persaudaraan antar bangsa,” katanya.
Lazismu sebagai gerakan filantropi sekaligus menjadi jembatan harapan untuk generasi Palestina yang ingin mengakses ilmu pengetahuan dan masa depan yang lebih baik.
Menghadapi gelombang rasa rindu dan kecemasan, Sondos berupaya tetap berdiri kuat. Wisuda ini ia persembahkan untuk keluarga, rakyat Palestina, dan Indonesia yang telah membuka pintu persaudaraan.
Ia berharap ke depan dapat menjalani hidup yang damai dan penuh kebermanfaatan. “Saya ingin membuat nama baik di Indonesia sebagai orang Palestina yang pernah mendapat kesempatan besar dari bangsa ini,” ucapnya penuh syukur.
Be the first to comment