
Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel), Ir Fadillah Sabri ST M Eng IPM memberikan pandangannya tentang peran strategis perguruan tinggi dalam mengentaskan kemiskinan. Hal ini ia jelaskan dalam sebuah dialog interaktif RRI Pro 1 Sungailiat bertema “Peran Perguruan Tinggi dalam Pengentasan Kemiskinan” pada Selasa (03/09/2024).
Rektor menegaskan bahwa kemiskinan tidak hanya menghambat akses ke pendidikan tinggi yang layak, tetapi juga menjauhkan masyarakat dari tujuan kemerdekaan Indonesia, yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. “Kemiskinan membuat orang semakin jauh dari tujuan kemerdekaan itu sendiri. Pendidikan yang layak menjadi hal yang sulit dijangkau oleh masyarakat miskin, dan ini memperparah kondisi mereka,” papar Fadillah. Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Bangka Belitung masih rendah dibandingkan daerah lain di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan harus segera diatasi.
Fadillah menambahkan bahwa korelasi antara kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan sangatlah jelas. “Di dunia kampus, tugas kita adalah membebaskan mahasiswa dari ketidaktahuan. Mengapa masyarakat miskin? Karena mereka tidak punya ilmu. Oleh karena itu, kita perlu memberikan mereka akses pendidikan yang layak, salah satunya melalui beasiswa,” tegasnya.
Rektor menyoroti peran beasiswa menjadi salah satu upaya perguruan tinggi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan. Beasiswa akan membantu mahasiswa dalam mengenyam pendidikan, membuka peluang untuk memasuki dunia kerja dan meningkatkan taraf hidup, serta mengangkat derajat keluarga.
Ia juga memaparkan tantangan dalam memberikan beasiswa yang berkaitan dengan keterbatasan dana yang tersedia dari pemerintah, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP). “KIP ini sangat membantu, tapi jumlahnya tidak selalu mencukupi kebutuhan biaya kuliah yang sebenarnya,” katanya.
Sebagai upaya untuk mencari solusi baru, Unmuh Babel melakukan berbagai kebijakan strategis untuk meringankan biaya pendidikan bagi mahasiswa, termasuk peninjauan ulang SPP dan pemberian penangguhan pembayaran bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan sidang akhir. “Kalau sudah mampu dan mendapatkan pekerjaan, ijazah bisa diambil. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan tidak ada mahasiswa yang putus kuliah karena masalah biaya. Selain itu kami juga bekerjasama dengan Lazismu, karena ini tugas dan tanggung jawab kita,” ungkapnya.
Rektor menutup dialog dengan menyampaikan pesan kepada masyarakat Bangka Belitung tentang pentingnya pendidikan. Ia mengutip Al Qur’an yang memerintahkan umatnya untuk membaca (Iqro’) dan menuntut ilmu. “Pendidikan adalah kunci untuk mengatasi kemiskinan. Mari kita semua berupaya untuk meningkatkan budaya literasi, karena hanya dengan ilmu kita bisa meraih kesejahteraan,” tutupnya dengan penuh semangat.
Be the first to comment