Komitmen kuat Universitas Muhammadiyah Palembang dalam membangun kader persyarikatan mendapatkan apresiasi. Rektor UM Palembang, Abid Djazuli, menerima penghargaan khusus dari Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas kepemimpinannya dalam memperkuat sistem pengkaderan di perguruan tinggi.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, didampingi Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto, pada gelaran Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) MPKSDI PP Muhammadiyah yang berlangsung pada 24–26 Oktober 2025 di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Selain UM Palembang, penghargaan serupa juga diberikan kepada beberapa PTMA yang dinilai berhasil mendorong penguatan kaderisasi, yakni Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rakornas MPKSDI menjadi momentum konsolidasi nasional bagi seluruh struktur perkaderan Muhammadiyah. Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ’Aisyiyah (PTMA) didorong untuk mengambil peran lebih strategis sebagai pusat pembinaan kader intelektual yang siap menjawab tantangan zaman.
Di UM Palembang, komitmen itu diwujudkan melalui berbagai program penguatan ideologi persyarikatan yang terintegrasi dengan kehidupan akademik. Baitul Arqam bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa menjadi agenda rutin, bersamaan dengan penguatan lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) serta peran aktif Organisasi Otonom dan komunitas kader kampus.
Model pembinaan ini dinilai berhasil menumbuhkan kultur keorganisasian yang sehat dan berkelanjutan di lingkungan perguruan tinggi.
Abid Djazuli mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut bukan sekadar bentuk apresiasi kepada dirinya pribadi, melainkan buah kontribusi seluruh civitas akademika.
“Kaderisasi adalah ruh keberlanjutan Muhammadiyah. Apa yang kami lakukan merupakan tanggung jawab moral untuk menyiapkan generasi penerus yang berilmu, berintegritas, dan berkomitmen pada Islam berkemajuan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa UM Palembang akan terus memperkuat sinergi antara pencapaian akademik dan pembinaan kader persyarikatan.
“Kami ingin kampus ini melahirkan sarjana kompeten yang sekaligus menjadi kader penggerak di masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Haedar Nashir menekankan pentingnya perhatian pimpinan AUM terhadap pengkaderan.
“Kaderisasi adalah jantung gerakan Muhammadiyah. Tanpa kader cerdas dan berakhlak, amal usaha sehebat apa pun tidak akan berumur panjang,” tegasnya.
Ia berharap penghargaan ini menjadi teladan bagi seluruh pimpinan PTMA agar menjadikan kaderisasi sebagai napas gerak institusi, bukan hanya kegiatan seremonial.
Be the first to comment