Di gang-gang sempit dan lorong-lorong kota, langkah kaki para relawan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) bergerak. Punggung mereka memanggul karung beras, minyak goreng, hingga mie instan. Tak ada spanduk besar atau sorotan kamera profesional. Semua berjalan senyap, namun penuh makna.
Inisiatif yang dikenal sebagai Sedekah Jumat ini lahir pada 2022 dari alumni angkatan 2000. Awalnya bersifat spontan dan lokal, terbatas di lingkungan masing-masing alumni di Jabodetabek. Namun, semangatnya sederhana: kebermanfaatan tidak harus menunggu momen besar.
“Sekarang kami rutin menyalurkan bantuan Sedekah Jumat ke berbagai daerah, tidak hanya di Jabodetabek, tapi juga mencakup wilayah di Pulau Jawa hingga Lampung,” ungkap Adipatra Kenaro, relawan sekaligus pengurus Bidang Sosial & Kesehatan IKALUM FKM UMJ.
Gerakan yang Tumbuh dari Empati

Setiap pekan, para relawan mengumpulkan donasi seikhlasnya. Hasilnya diwujudkan menjadi sembako yang disalurkan langsung kepada mereka yang paling membutuhkan: buruh harian, lansia sebatang kara, pengumpul barang bekas, hingga keluarga prasejahtera yang kerap luput dari bantuan resmi.
Bagi mereka, ini bukan sekadar memberi bantuan, tetapi menyambung rasa. Tidak ada jarak antara pemberi dan penerima. “Bantuan tidak turun dari atas, tapi hadir sejajar,” tambah Pandu Febriansyah, relawan sekaligus pengurus IKALUM FKM UMJ.
Berkat jaringan alumni dan hubungan yang sudah terjalin lama dengan warga, relawan tahu persis siapa yang paling rentan. Banyak dari penerima bantuan tidak masuk data resmi pemerintah karena kendala administrasi atau lokasi tinggal yang sulit dijangkau.
Dari Gerakan Lokal Menuju Cakupan Nasional

Kini, Sedekah Jumat telah menjadi program resmi Ikatan Alumni FKM UMJ (IKALUM) dan terintegrasi dengan agenda sosial organisasi. Perluasan wilayah mencakup lintas daerah dan lintas angkatan, melibatkan mahasiswa aktif hingga alumni dari berbagai kota.
“Kami berharap ini bisa jadi gerakan nasional. Tidak harus besar, tapi bisa ditiru di mana saja,” ujar Bang Jabar, Ketua Umum IKALUM FKM UMJ.
Gerakan ini memang tidak berfokus pada angka atau publikasi besar-besaran, melainkan pada konsistensi. Bantuan kecil yang hadir rutin setiap pekan mampu menciptakan rasa aman dan solidaritas di tengah ketimpangan sosial.
Sedekah Jumat adalah contoh nyata bagaimana alumni PTMA mengamalkan ilmunya di lapangan. Mereka tidak menunggu program besar dari atas, tetapi membangun perubahan dari bawah, dari hati yang peka terhadap sesama.
Jika semangat ini terus menyebar ke lebih banyak kota dan komunitas, bukan tidak mungkin Indonesia akan diperkuat bukan hanya oleh proyek-proyek besar, melainkan oleh jaringan kepedulian sosial yang tumbuh dari rasa empati dan tanggung jawab bersama.
Be the first to comment