Elen Apphylia Indrawaty Peni dan Muhammad Naufal merupakan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung yang memiliki tekad kuat untuk menempuh pendidikan dengan merantau jauh dari kampung halamannya.
Elen mahasiswa Program Studi (Prodi) Kriya Tekstil dan Fashion rela melintasi pulau demi meraih impian pada dunia seni dan kreativitas. Datang jauh-jauh dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Elen rela berjarak dari kampung halamannya untuk menggapai mimpi. Mahasiswa yang memeluk agama Kristen ini membawa semangat dan harapannya untuk menjelajahi dunia baru yang diminatinya.
Awal ketertarikan Elen untuk kuliah di UM Bandung ia temukan melalui Instagram Kriya Tekstil UM Bandung. Ia begitu senang melihat pameran-pameran hasil karya mahasiswa UM Bandung.
Namun, perjalanan Elen di Bandung bukan tanpa tantangan. Ia banyak mempelajari budaya baru, apalagi ia harus beradaptasi dengan kehidupan kota besar yang pasti berbeda dengan kampung halamannya.
Meski demikian, Elen menemukan banyak hal positif dari lingkungan barunya. “Kesan saya bagus, luar biasa. Saya bisa bertemu teman-teman baru yang sangat terbuka dan ramah,” ujarnya dengan semangat.
Kehidupan barunya sebagai mahasiswa di Bandung, telah memberikan warna baru dalam perjalanan hidup Elen. Tentu ia tidak hanya belajar secara akademik, namun juga belajar tentang beradaptasi dengan lingkungan baru. Elen siap untuk mengejar impiannya dan mengukir karya dalam dunia Kriya Tekstil di UM Bandung dengan tekad kuat yang ia miliki.
Kampus yang Mendukung
Sama halnya dengan Elen, mahasiswa baru bernama Muhammad Naufal memutuskan untuk merantau ke Bandung demi masa depannya. Mahasiswa yang berasal dari Makasaar dan kini tinggal di Jayapura, Papua ini ingin mengejar cita-citanya. “Bagi saya, merantau itu seperti membuka peluang. Di Bandung, saya merasa apa yang ingin dicapai bisa lebih mudah,” ungkap Naufal.
Lingkungan yang mendukung dan berbagai kesempatan di kota ini sangat penting bagi pengembangan dirinya, baik dari aspek kepribadian maupun profesionalitas.
Ia menyampaikan bahwa UM Bandung jauh lebih modern dibandingkan universitas swasta lainnya, sehingga ia yakin untuk memilih UM Bandung. Informasi ini ia dapatkan melalui penelusuran daring yang memberikan keyakinan bahwa tempat ini merupakan pilihan terbaiknya.
Namun, dalam proses beradaptasi dengan lingkungan baru ia masih perlu menyesuaikan diri. “Culture shock yang saya alami lebih ke nada bicara. Di sini, cara orang berbicara terasa berbeda,” ujarnya.
Dalam acara pekan sosialisasi dan orientasi mahasiswa baru (Pesonamu) yang dihadirinya, Naufal terkesan dengan suasana dan fasilitas kampus. Menurutnya, fasilitas kampus UM Bandung sangat mendukung dan membuatnya nyaman untuk belajar.
Harapan Naufal di UM Bandung pun sangat besar. “Saya ingin menjadi lebih baik dan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya. Ia percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang teori, melainkan tentang mengaplikasikan ilmu untuk pemberdayaan masyarakat.
Ia siap menjalani pendidikannya di Kota Bandung dengan semangat yang tinggi. Naufal meyakini bahwa Bandung bukan sekadar tempat belajar, melainkan rumah baru untuk membangun masa depan yang lebih cerah.
Be the first to comment