Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) kembali menegaskan perannya dalam mendukung program prioritas nasional penanggulangan stunting. Tim peneliti UMPP berhasil mengintegrasikan (bridging) sistem informasi cerdas SiTaSi Besar (Sistem Informasi Tatalaksana Stunting berdasarkan Kausal dan Penyakit Penyerta) dengan perangkat antropometri inovatif Stunting Wasting Underweight (SWU) Analyser di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ki Ageng Sedayu, Kabupaten Pekalongan, Ahad (28/9).
Inovasi ini dinilai sebagai lompatan penting dalam pemanfaatan teknologi kesehatan untuk mempercepat dan memperkuat akurasi tatalaksana stunting di fasilitas layanan kesehatan.
SiTaSi Besar dikembangkan sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis algoritma, berfokus pada identifikasi penyebab mendasar stunting dan penyakit penyertanya. Sementara itu, SWU Analyser berfungsi sebagai perangkat antropometri otomatis dengan tingkat presisi tinggi dalam mengukur tumbuh kembang balita.
“Keberhasilan bridging ini adalah hasil kolaborasi multidisiplin di UMPP. Kami memastikan perangkat lunak dan perangkat keras dapat berkomunikasi secara mulus dalam konteks klinis nyata. RS Ki Ageng Sedayu menjadi mitra strategis yang sangat terbuka terhadap inovasi ini,” ujar Dr. Arifin, Wakil Rektor I UMPP.

Melalui integrasi ini, alur kerja klinis menjadi lebih efisien: data pengukuran balita langsung masuk ke sistem tanpa input manual, meminimalisasi risiko kesalahan pencatatan, sekaligus memungkinkan algoritma memberikan rekomendasi penanganan secara real-time.
Proyek ini melibatkan pakar dari berbagai disiplin ilmu. Salah satunya, Catur, ahli elektro dan sistem cerdas yang merancang SWU Analyser. Keahliannya memastikan perangkat mampu mengukur secara akurat sekaligus stabil terhubung dengan sistem digital SiTaSi Besar.
“Kontribusi Pak Catur bersama tim informatika kami sangat penting. Mereka berhasil menerjemahkan kebutuhan klinis menjadi perangkat keras yang cerdas. Proses bridging ini sukses karena adanya sinergi sempurna antara tim elektro, tim programmer, dan tim klinis,” jelas Bdn. Nur Chabibah, S.Keb., M.Keb., Ketua Tim Peneliti dari Prodi Kebidanan UMPP.
Sementara itu, RSIA Ki Ageng Sedayu berperan sebagai mitra uji coba yang memberikan lingkungan klinis realistis sekaligus dukungan penuh dari tenaga kesehatan.
Dampak Nyata bagi Layanan Kesehatan Anak
Integrasi sistem ini telah menunjukkan dampak positif:
- Efisiensi waktu: Proses asesmen antropometri yang biasanya memakan waktu kini dapat selesai dalam hitungan detik.
- Keputusan klinis lebih akurat: Tenaga medis memiliki dasar data yang lebih valid dalam menangani kasus stunting dengan komplikasi.
- Penguatan basis data digital: Seluruh hasil asesmen terekam otomatis dalam sistem rumah sakit, mendukung evaluasi dan pelaporan program stunting secara berkelanjutan.
UMPP optimistis keberhasilan ini dapat menjadi proyek percontohan (pilot project) yang direplikasi ke rumah sakit lain. Sekaligus, mempercepat upaya nasional menuju generasi emas Indonesia bebas stunting.
Melalui inovasi ini, UMPP tidak hanya memperlihatkan kiprahnya sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam riset, tetapi juga sebagai bagian dari jaringan Muhammadiyah yang berkomitmen menghadirkan solusi nyata untuk kesehatan masyarakat.
Be the first to comment