Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menunjukkan komitmennya sebagai perguruan tinggi yang unggul, mandiri, dan berorientasi global. Terbaru, UMY tengah mengajukan 13 program pendidikan dokter spesialis baru serta menyiapkan RS PKU Muhammadiyah Gamping sebagai rumah sakit pendidikan utama.
Langkah ini menjadi bagian dari program percepatan pendidikan dokter spesialis nasional yang dicanangkan pemerintah, sekaligus memperkuat visi UMY sebagai entrepreneurial university yaitu kampus yang menumbuhkan kemandirian, inovasi, dan daya saing di bidang pendidikan tinggi.
Rektor UMY, Achmad Nurmandi, mengungkapkan bahwa UMY saat ini menjadi perguruan tinggi swasta dengan pengajuan program spesialis terbanyak di Indonesia.
“Kami sedang menyiapkan pengajuan 13 program spesialis baru. Ini merupakan bentuk dukungan terhadap percepatan pendidikan dokter spesialis yang menjadi prioritas nasional. UMY siap berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia,” ujarnya, Rabu (23/10).
Untuk merealisasikan hal tersebut, UMY menyiapkan sumber daya manusia dan fasilitas pendidikan di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Setiap program spesialis minimal membutuhkan lima dokter spesialis pengajar, sehingga total dibutuhkan sekitar 65 pengajar dengan dukungan fasilitas klinik dan akademik berstandar nasional.
“Kami terus melengkapi sarana dan prasarana agar RS PKU Muhammadiyah Gamping memenuhi standar rumah sakit pendidikan utama,” tambah Prof. Nurmandi.
Peningkatan Kualitas Dosen dan Prodi
Tak hanya memperluas bidang kedokteran, UMY juga menegaskan keseriusannya dalam meningkatkan kualitas dosen dan akreditasi program studi. Saat ini, UMY memiliki 669 dosen, di antaranya lebih dari 300 bergelar doktor lulusan dalam dan luar negeri.
Sebanyak 75 persen program studi UMY telah berakreditasi Unggul, sementara 40 persen lainnya berakreditasi internasional. Capaian tersebut menjadi bukti nyata peningkatan mutu akademik yang berkelanjutan.
“Kami mendorong dosen untuk melanjutkan studi doktoral dan memperluas akreditasi internasional agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih kompetitif di tingkat global,” jelas Nurmandi.
Selain itu, UMY juga membuka peluang besar bagi mahasiswa internasional. Setiap tahun, lebih dari 1.000 calon mahasiswa luar negeri mendaftar ke UMY, meski baru sekitar 40 yang diterima karena keterbatasan kapasitas dan pendanaan. Ke depan, UMY menargetkan peningkatan jumlah mahasiswa asing yang mandiri secara pembiayaan, agar program internasional kampus dapat berkelanjutan.
Rektor UMY juga menyoroti kiprah lebih dari 60 ribu alumni yang kini berkontribusi di berbagai sektor strategis, terutama bidang kesehatan dan pemerintahan.
“Banyak alumni kami kini menjadi kepala dinas kesehatan, direktur rumah sakit, bahkan ada yang menjabat sebagai gubernur,” ujarnya bangga.
“Sebagai universitas swasta, UMY harus mampu mandiri dan kreatif dalam mengelola sumber daya. Inovasi dan kemandirian inilah yang menjadi budaya kampus agar UMY tumbuh sebagai universitas unggul dan berdampak,” pungkas Nurmandi.
Be the first to comment