
Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) berkomitmen meningkatkan kompetensi lulusan keperawatan secara berkelanjutan. Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut adalah inisiatif mandiri dalam pengembangan soal OSCE (Objective Structured Clinical Examination). Melalui kegiatan Item Development dan Item Review soal OSCE, Unimus Semarang ingin memastikan kualitas ujian praktik keperawatan sesuai standar nasional.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni pada Senin (23/6) dan Kamis (26/6), di ruang 406, Gedung Nursing Research Center (NRC) Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) Unimus. Pesertanya terdiri dari dosen Program Studi D3 Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Unimus. Mereka berperan langsung dalam penyusunan dan evaluasi soal.
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners Unimus, Mariyam, menegaskan bahwa meski pengembangan soal OSCE secara mandiri belum menjadi kebijakan nasional, pihaknya tetap bertekad untuk melaksanakannya.
“Kami berkomitmen melaksanakan item development dan review soal OSCE secara mandiri untuk meningkatkan kualitas ujian dan kompetensi lulusan,” ujarnya.
Kegiatan diawali dengan pembacaan tadarus Surat Al-Baqarah agar suasana berlangsung khidmat dan bersemangat. Ketua panitia, Rheina Damanik, menambahkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah mempersiapkan soal OSCE berstandar nasional agar bisa digunakan sebagai instrumen evaluasi yang objektif dan valid.
Sementara itu, Yunie Armiyati, sebagai tim pengembang OSCE AIPNI Jawa Tengah, memberikan materi teknis seputar penyusunan soal OSCE. Ia menjelaskan bahwa pembuatan soal harus memerhatikan alur logis dan sistematis, mulai dari tujuan stasion hingga rubrik penilaian.
“Soal OSCE harus jelas dan sesuai template, agar penilaian berjalan objektif dan mendukung standar kompetensi lulusan,” jelas Yunie.
Dalam sesi diskusi, para dosen aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman. Dosen Gawat Darurat Dwi Nur Rahmantika menanyakan solusi ketika pasien simulasi kurang kooperatif. Yunie menekankan bahwa selama instrumen dan rubrik sudah sesuai, penilaian tetap bisa dilakukan secara objektif. Selain itu, dosen maternitas, Sri Rejeki, memantik pembahasan menarik soal perbedaan konsep “aman” dan “nyaman” dalam pelaksanaan OSCE.
Di penutup kegiatan, Yunie berharap soal OSCE hasil pengembangan Unimus bisa menjadi contoh berkualitas yang diakui secara nasional.
“Dengan upaya ini, Unimus berkontribusi melahirkan lulusan keperawatan profesional dan siap menghadapi tantangan pelayanan kesehatan,” pungkasnya.
Kegiatan ini diharapkan menghasilkan soal-soal OSCE yang valid, reliabel, dan sesuai dengan kebutuhan kompetensi mahasiswa, sehingga mendukung pencapaian standar lulusan yang unggul dan profesional.
Be the first to comment