Virus HMPV di Indonesia, Dosen FK UM Surabaya: Rentan Menyerang Anak

Virus HMPV di Indonesia, Dosen FK UM Surabaya: Rentan Menyerang Anak
Ilustrasi anak memakai masker (dok. freepik)

Virus HMPV (Human Metapneumovirus) baru-baru ini menjadi perhatian di Indonesia, dan kini banyak dibahas oleh para ahli, termasuk Gina Noor Djalilah, dosen spesialis anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya. Gina menjelaskan bahwa HMPV adalah virus yang menyerang saluran pernapasan dan gejalanya hampir mirip dengan flu, seperti batuk, pilek, dan demam.

Ditemukan pertama kali pada 2001, virus ini terutama menyerang bayi, anak-anak di bawah 5 tahun, lansia, serta orang dengan sistem imun yang lemah. Meskipun kebanyakan kasus tergolong ringan, HMPV bisa memicu masalah serius bagi sebagian orang. “Penyebarannya sangat cepat melalui percikan dari batuk atau bersin, serta kontak dengan permukaan yang terkontaminasi,” kata Gina.

Untuk mencegah penularan, Gina menyarankan beberapa langkah praktis. Seperti cuci tangan dengan sabun, hindari menyentuh wajah, pakai masker, dan pastikan lingkungan rumah memiliki ventilasi yang baik. Menjaga kebersihan dan kesehatan fisik adalah kunci utama dalam mengurangi risiko.

Masa inkubasi virus HMPV berkisar antara 3 hingga 6 hari setelah terpapar, dan gejalanya biasanya berlangsung 2-5 hari. Namun, ada kalanya gejalanya lebih lama. Jika gejala tak kunjung reda atau disertai sesak napas atau nyeri dada, segera hubungi dokter.

“Jika gejala berlangsung lebih dari 10 hari atau muncul tanda-tanda seperti kesulitan bernapas, atau nyeri dada, segera konsultasikan dengan dokter,”imbuhnya.

Hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin khusus untuk virus ini, tetapi gejalanya bisa dikelola dengan beberapa langkah. Gina menjelaskan gejala  HMPV dapat dikelola dengan beberapa langkah diantaranya:

  1. Menggunakan pelembab udara (humidifier) untuk membantu pernapasan,
  2. Minum air hangat atau teh untuk mengurangi iritasi tenggorokan,
  3. Istirahat yang cukup untuk memulihkan daya tahan tubuh.
  4. Meminum obat pereda nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen untuk membantu meredakan demam dan juga nyeri
  5. Menggunakan pengobatan simptomatik untuk mengurangi keluhan yang dialami, seperti menggunakan obat-obatan untuk meredakan hidung tersumbat atau batuk
  6. Memantau gejala yang dialami secara intensif dan segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala memburuk.

Gina menekankan pentingnya memantau perkembangan gejala, dan segera konsultasikan ke dokter jika kondisi semakin parah. Terutama bagi anak-anak yang menunjukkan gejala seperti batuk, demam, atau sesak napas.

“Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Jaga kesehatan, dan selalu waspada agar kita semua terhindar dari risiko HMPV,” pungkas Gina. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*