2.111 Proposal PTMA Diterima Program DPPM 2025, Ini Daftar Kampus Teratas

Civitas Akademika PTMA Penerima Program PPM DPPM Kemendiktisaintek 2025
Civitas Akademika PTMA Penerima Program PPM DPPM Kemendiktisaintek 2025

Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) kembali menunjukkan kiprah akademiknya dalam skala nasional. Sebanyak 1.721 proposal penelitian dan 390 proposal pengabdian kepada masyarakat dari PTMA dinyatakan lolos dalam program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) 2025.

Angka ini tidak hanya mencerminkan partisipasi yang luas, tetapi juga menunjukkan kualitas akademik yang kian matang. Total 118 PTMA berhasil meloloskan proposal penelitian, sementara 82 PTMA menyumbang proposal pengabdian kepada masyarakat.

Total proposal PTMA yang diterima dalam program DPPM 2025
Total proposal PTMA yang diterima dalam program DPPM 2025

Diversifikasi Skema: Bukti Strategi Riset yang Matang

Menariknya, capaian ini tidak hanya datang dari skema “besar” atau institusi mapan. Penelitian Dosen Pemula (PDP) dan Penelitian Fundamental Reguler (PFR) mendominasi dengan masing-masing 671 dan 741 proposal. Ini menandakan bahwa PTMA memberi ruang luas bagi dosen-dosen muda untuk tumbuh secara akademik, sekaligus menjaga kekuatan riset fundamental di kampus-kampusnya.

Skema lainnya seperti Penelitian Pengembangan Strategis PTM (PPS-PTM), Penelitian Terapan Lanjutan Mandiri (PT-LM), Penelitian Terapan Lanjutan Perguruan Tinggi (PT-LP), hingga Pendidikan Tinggi Daerah 3T (PPS-PDD) juga mendapat tempat. Artinya, PTMA tidak hanya kuat dalam riset dasar, tetapi juga punya perhatian pada riset aplikatif dan wilayah marginal.

Total proposal PTMA yang diterima dalam program DPPM 2025
Sebaran skema penelitian dari PTMA

Riset yang Membumi: Pengabdian sebagai Pilar

Di luar laboratorium dan jurnal, PTMA juga aktif hadir di tengah masyarakat. Tercatat 390 proposal pengabdian masyarakat dari PTMA berhasil lolos. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) menjadi yang terbanyak dengan 335 proposal, diikuti Program Mahasiswa Peduli (PMP) sebanyak 30, dan Program Membina Masyarakat (PMM) sebanyak 25 proposal.

Ini menunjukkan bahwa PTMA tidak hanya mengembangkan ilmu, tapi juga mengamalkannya. Dari desa-desa pelosok hingga kawasan urban, pengabdian PTMA menjadi jembatan antara kampus dan realitas sosial.

PKM mendominasi sebagai wujud nyata keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam isu-isu sosial
PKM mendominasi sebagai wujud nyata keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam isu-isu sosial

Kontribusi Kolektif: Bukan Hanya Kampus Besar

Yang tak kalah menarik, kontribusi tidak hanya datang dari kampus-kampus besar di kota-kota utama. Walaupun Universitas Ahmad Dahlan (165 proposal), UM Surakarta (130 proposal), dan UM Malang (67 proposal) menjadi tiga teratas, puluhan PTMA lain di Sumatera, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara juga mencatatkan kontribusi signifikan.

Ada Universitas Muhammadiyah Pontianak (45 proposal), UM Kendari (41 proposal), hingga UM Sorong (27 proposal). Ini menunjukkan bahwa riset bukanlah monopoli wilayah tertentu, melainkan tumbuh bersama melalui kultur ilmiah yang ditanamkan di seluruh PTMA.

Daftar 40 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah dengan jumlah poposal terbanyak
Daftar 40 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dengan jumlah poposal terbanyak

Keberhasilan ini tidak lepas dari dorongan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang secara konsisten membina, memfasilitasi, dan membuka akses bagi para dosen PTMA dalam membangun portofolio risetnya. Pendampingan proposal, peningkatan kapasitas melalui pelatihan, hingga sistem internal pendanaan turut berperan dalam membentuk ekosistem riset yang kokoh.

Program Risetmu 2025 hanyalah salah satu etape dari perjalanan panjang membangun peradaban berbasis ilmu. Dengan semangat kolaboratif dan komitmen terhadap kemaslahatan umat, PTMA terus melangkah menjadi poros penting dalam pembangunan keilmuan Indonesia. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*