Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memperkuat komitmen transformasi digital pendidikan tinggi dengan menjalin kerja sama strategis bersama Google Indonesia, pada Jum’at (1/8). Pertemuan ini juga melibatkan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dari berbagai daerah di Indonesia.
Perguruan tinggi yang terlibat antara lain Universitas Muhammadiyah Buton, Gombong, Gresik, Kalimantan Timur, Palembang, Palu, Pekajangan Pekalongan, Prof. Dr. HAMKA, Sidenreng Rappang, Sorong, Sukabumi, Sumatera Utara, Tasikmalaya, Tangerang dan ITB Muhammadiyah Bali.

Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Bambang Setiaji, M.Si, menegaskan bahwa kerja sama ini diharapkan mampu mendorong digitalisasi riset di lingkungan PTMA. Digitalisasi tersebut mencakup peningkatan kapasitas dosen, mahasiswa, dan institusi, sehingga ekosistem akademik lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi.
“Kita memasuki era di mana riset tidak lagi bisa lepas dari teknologi. Pemanfaatan AI, manajemen data yang aman, hingga kolaborasi digital adalah kunci kemajuan perguruan tinggi kita,” ujarnya.
Gemini dan Google for Education untuk Kampus Masa Depan
Dalam sesi workshop, tim Google Indonesia memaparkan berbagai solusi teknologi yang relevan untuk pendidikan tinggi, termasuk pemanfaatan Google for Education dan teknologi Gemini AI.

Pandu Nugroho, Program Manager Google Indonesia, menyoroti pentingnya adaptasi teknologi bagi dosen dan mahasiswa. Menurutnya, AI akan menjadi kebutuhan dasar di masa depan, termasuk dalam penyusunan jurnal, riset, hingga simulasi wawancara kerja.
Ia juga menekankan keamanan data sebagai prioritas, dengan Google Workspace for Education yang dikelola langsung oleh Google tanpa pihak ketiga.
Selain itu, fitur seperti pembatasan akses wifi melalui Chrome, kreativitas tanpa batas dalam pembelajaran, hingga pemanfaatan prompting yang tepat di AI menjadi poin penting.
“Semakin detail dan panjang prompt yang diberikan, semakin berkualitas pula output yang dihasilkan,” jelas Pandu.

Sementara itu, Olivia Husli Basrin, perwakilan Google Cloud Education, menekankan bahwa semua produk pendidikan Google dikembangkan berdasarkan prinsip ilmu pembelajaran dan melalui kolaborasi dengan tenaga pendidik. Program seperti Google Reference University dan Google for Education Lab at Your Campus menjadi peluang bagi kampus untuk mengadakan aktivitas pembelajaran digital secara rutin.
Adapun Ryan Revandi, Edu Tech Specialist Google, memperkenalkan fitur eksplorasi Gemini yang dapat dimanfaatkan sebagai asisten pribadi, sumber referensi akademik, dan akses langsung ke notebook digital untuk riset maupun pembelajaran.
Melalui pertemuan dan kerja sama ini, akan memperkuat langkah strategis Muhammadiyah dalam memperkuat posisi PTMA di era pendidikan berbasis teknologi. Transformasi digital tidak hanya tentang adopsi perangkat, tetapi juga perubahan pola pikir, metode pembelajaran, riset dan integrasi teknologi dalam setiap aspek akademik.
Dengan dukungan Google Indonesia, PTMA diharapkan mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga adaptif, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global.
Be the first to comment