Dosen ITESA Muhammadiyah Semarang Dampingi Bappeda dalam Kajian EHRA 2025

Dosen ITESA Muhammadiyah Semarang Dampingi Bappeda dalam Kajian EHRA 2025
Kolaborasi akademisi dan pemerintah daerah wujudkan strategi sanitasi berkelanjutan

Peran akademisi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) kembali mendapat sorotan positif. Deden Istiawan, dosen Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) ITESA Muhammadiyah Semarang, turut serta mendampingi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang dalam rapat paparan laporan akhir Environmental Health Risk Assessment (EHRA) 2025, Senin (29/9).

Kegiatan yang digelar di ruang rapat Bappeda Kota Semarang ini menjadi bagian penting dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). Proses tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan lintas dinas, mulai dari Dinas Kesehatan, PDAM Tirta Moedal, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum, hingga Dinas Sosial serta Dinas Perumahan dan Permukiman.

Dalam paparannya, Deden menegaskan bahwa EHRA bukan sekadar laporan teknis, melainkan instrumen strategis untuk melihat kondisi riil sanitasi perkotaan.

“EHRA menyediakan gambaran menyeluruh tentang kondisi sanitasi di masyarakat. Hasil kajian ini menjadi pijakan penting bagi pemerintah kota untuk menentukan prioritas pembangunan, sehingga program yang dijalankan benar-benar tepat sasaran dan memberi manfaat nyata,” ujarnya (29/9).

Menurut Deden, keterlibatan akademisi bukan hanya sebatas analisis data, tetapi juga bagian dari membangun kesadaran kolektif bahwa isu sanitasi membutuhkan pendekatan lintas sektor. Lebih dari itu, partisipasi masyarakat menjadi faktor kunci keberhasilan implementasi strategi sanitasi, baik di tingkat kota maupun kelurahan.

Paparan tersebut juga menegaskan bahwa hasil kajian EHRA 2025 akan menjadi acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah, seperti RPJMD dan RKPD. Dengan demikian, arah pembangunan sanitasi Kota Semarang dapat lebih terukur, konsisten, serta berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas hidup warganya.

Johanes, perwakilan Bappeda Kota Semarang, menekankan pentingnya sinergi berbagai pihak.

“Harapannya, kolaborasi lintas dinas yang terjalin hari ini bisa terus diperkuat, sehingga strategi sanitasi Kota Semarang tidak hanya berhenti di atas kertas, tetapi betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujarnya menutup rapat.

Melalui pelaksanaan EHRA 2025, Semarang meneguhkan komitmennya sebagai kota yang peduli pada kesehatan lingkungan dan mendukung target nasional menuju sanitasi aman serta berkelanjutan. Peran dosen ITESA Muhammadiyah dalam proses ini menunjukkan kontribusi nyata PTMA dalam mendukung pembangunan daerah sekaligus menghadirkan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*