Upaya pemberdayaan masyarakat kembali dilakukan oleh para akademisi Tegal Muhammadiyah University (TMU). Dua dosen Program Studi S-1 Farmasi—Nur Rahmah Hidayati dan Putri Deti Ratih—menggagas kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema pemanfaatan labu kuning dan penerapan konsep zero waste di RT 05/RW 01 Procot, Kecamatan Slawi, Sabtu (6/12).
Kegiatan ini disambut antusias oleh warga, khususnya 23 anggota ibu-ibu PKK. Selain mengenalkan manfaat kesehatan labu kuning, tim TMU juga mengajak warga mengolah limbahnya menjadi produk bernilai guna dan ramah lingkungan.
Labu Kuning: Pangan Fungsional yang Kaya Manfaat
Dalam pemaparannya, Nur Rahmah Hidayati menjelaskan bahwa labu kuning merupakan pangan multifungsi dengan kandungan gizi lengkap. Selain karbohidrat kompleks yang memberikan energi stabil, labu kuning juga mengandung beta-karoten yang penting untuk kesehatan mata, kulit, dan imunitas tubuh.
“Labu kuning aman untuk berbagai kelompok usia, termasuk penderita diabetes. Kandungan vitamin A, C, E serta mineral seperti kalium dan magnesium menjadikannya sumber pangan bergizi tinggi,” ujarnya.
Penjelasan ini membuka wawasan warga tentang potensi labu kuning sebagai pangan fungsional sekaligus bahan olahan yang mudah dikembangkan.
Usai sesi materi, peserta langsung mempraktikkan pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) dari kulit labu kuning. MOL adalah larutan fermentasi berisi bakteri baik yang bermanfaat sebagai pupuk organik cair, pengusir hama, dan bahan pengomposan.
Tidak hanya itu, biji labu yang biasanya terbuang diolah menjadi kuaci labu—camilan sehat yang bernilai ekonomi. Kegiatan ini menunjukkan bahwa limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk bermanfaat serta mendukung gaya hidup zero waste.
Putri Deti Ratih menekankan bahwa upaya ini menjadi solusi atas masalah sampah organik perkotaan yang sering mencemari lingkungan. “Dengan mengolah limbah dapur, kita bisa mengurangi penumpukan sampah yang menimbulkan aroma tidak sedap maupun pencemaran,” ungkapnya.
Ketua PKK RT 05/RW 01 Procot menyampaikan apresiasi kepada tim TMU atas pelatihan yang praktis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. “Warga jadi lebih paham bagaimana mengelola limbah dengan bijak,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, peserta mengisi kuesioner evaluasi. Mayoritas menyebut pelatihan ini berdampak positif, membangkitkan motivasi, dan mendorong mereka menerapkan gaya hidup sehat serta peduli lingkungan.
Be the first to comment