
Dalam upaya memperkuat strategi penerimaan mahasiswa baru dan pengelolaan kelembagaan, Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) melakukan benchmarking ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Kamis (16/10). Kegiatan ini menjadi langkah strategis Unismuh untuk memperkuat tata kelola sistem informasi, promosi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Rombongan dipimpin oleh Muhammad Akhir, Ketua Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) Unismuh, didampingi Ketua Lembaga Sistem Informasi dan Teknologi (LSIT) Harun, serta Kepala Subdirektorat Humas Hadisaputra. Mereka diterima langsung oleh Wakil Rektor I UMS Ihwan Susila, bersama Direktur Direktorat Akademik dan Admisi (DAA) UMS Triyono di Gedung Induk Siti Walidah.
Dalam sambutannya, Ihwan menekankan pentingnya strategi adaptif bagi perguruan tinggi swasta, khususnya di tengah liberalisasi penerimaan mahasiswa baru di PTN yang memperluas kuota dan membuka banyak kelas.
“Situasi ini bukan ancaman, tetapi tantangan bagi PTMA untuk memperkuat branding, mutu, dan daya saing,” ujar Ihwan.
UMS sendiri menjadi salah satu PTS paling kompetitif di Indonesia, dengan lebih dari 29.000 akun pendaftar dan 8.800 mahasiswa baru pada 2025. Kunci suksesnya, kata Ihwan, terletak pada kombinasi strategi promosi yang kuat, kolaborasi lintas sektor, dan pengelolaan sistem informasi yang efisien.
Ia menambahkan, kerja sama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah menjadi faktor penting dalam menarik minat calon mahasiswa.
“Kampus tidak hanya menawarkan program studi, tapi juga mempromosikan kota. Ekosistem lokal dan daya tarik wilayah ikut menentukan keputusan calon mahasiswa,” tegasnya.
Strategi Efektif: Promosi Profesional dan Kolaborasi Lintas Sektor
Direktur DAA UMS, Triyono, menjelaskan strategi penerimaan mahasiswa yang diterapkan UMS berbasis efisiensi dan teknologi informasi. Meski hanya memiliki sekitar 15 staf inti, UMS mampu mengelola puluhan ribu pendaftar dengan sistem digital terintegrasi.
Strategi kunci yang diungkap antara lain:
- Rekrutmen staf promosi profesional dari luar kampus,
- Optimalisasi jaringan alumni dan sekolah mitra di seluruh Indonesia,
- Pemetaan sebaran calon mahasiswa berbasis data, dan
- Kerja sama strategis dengan pemerintah daerah.
Selain itu, UMS juga menerapkan sistem pembayaran fleksibel dan skema beasiswa adaptif untuk memperluas akses pendidikan.
Ketua LPMB Unismuh Makassar, Muhammad Akhir, mengungkapkan bahwa pihaknya tertarik mengadopsi beberapa strategi kunci UMS, terutama dalam aspek promosi dan pengelolaan SDM.
“Kami ingin membangun sistem PMB yang lebih gesit, efisien, dan berbasis data. UMS memberi banyak inspirasi tentang bagaimana mengelola promosi kampus secara profesional,” ujarnya.
Unismuh juga memperkenalkan struktur baru LPMB yang kini memiliki empat divisi, yaitu Data dan Dokumentasi, Promosi, Konsultan & Brand, serta Pendaftaran. Langkah ini menjadi bagian dari restrukturisasi lembaga untuk memperkuat kapasitas internal.
“Perguruan tinggi Muhammadiyah harus saling belajar, bukan berkompetisi. Dengan kolaborasi, kita bisa membangun ekosistem pendidikan yang lebih kuat dan berdaya saing nasional,” tutup Dr. Akhir.
Kunjungan benchmarking ini merupakan rangkaian dari program kolaborasi Unismuh dengan sejumlah perguruan tinggi. Sebelumnya, mereka telah melakukan studi ke Universitas Pamulang, dan akan melanjutkan ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta untuk memperdalam strategi promosi dan digitalisasi layanan.
Be the first to comment