Berkemajuan, Tanwir I ‘Aisyiyah Tetapkan Empat Karakter Gerakan ‘Aisyiyah

Berkemajuan, Tanwir I ‘Aisyiyah Tetapkan Empat Karakter Gerakan ‘Aisyiyah
Berkemajuan, Tanwir I ‘Aisyiyah Tetapkan Empat Karakter Gerakan ‘Aisyiyah

Tanwir I ‘Aisyiyah yang digelar sejak 15 hingga 17 Januari 2025 resmi ditutup oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Salmah Orbayinah, pada Jumat (17/1) di Hotel Tavia, Jakarta. Dalam sambutannya, Salmah mengingatkan pentingnya semangat dakwah kemanusiaan dalam mewujudkan keadilan yang universal, menegaskan bahwa keputusan strategis yang dihasilkan dalam Tanwir I harus segera diwujudkan dalam aksi nyata, bukan hanya sekedar kata-kata.

Salmah mengungkapkan bahwa keputusan yang disepakati bersama oleh peserta Tanwir I ini merupakan komitmen ‘Aisyiyah untuk mengimplementasikan nilai-nilai dakwah di semua level, dari Pimpinan Wilayah hingga tingkat cabang dan ranting. “Keputusan yang sudah diputuskan harus segera dikawal dan diterapkan secara menyeluruh,” tegasnya.

Salah satu keputusan penting yang disetujui adalah penetapan empat karakter gerakan ‘Aisyiyah (KGA). Menurut Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti ‘Aisyah, berdasarkan pada dokumen ideologis, gagasan tentang identitas gerakan ‘Aisyiyah terdahulu, dan refleksi pengalaman gerakan ‘Aisyiyah selama satu abad. Empat karakter tersebut menjadi fondasi untuk memperkuat identitas gerakan, dan berfungsi sebagai acuan bagi seluruh elemen organisasi dalam menjalankan misi dakwahnya.

‘Aisyah menjelaskan empat KGA, pertama, Gerakan Islam Berkemajuan, dakwah, dan tajdid yang mengutamakan pembaruan dalam kehidupan perempuan Muslim. Sebagai gerakan perempuan Muhammadiyah, ‘Aisyiyah berupaya menyandarkan seluruh aktivitasnya pada ajaran Islam yang berorientasi pada kemajuan atau disebut Islam Berkemajuan.

Gerakan dakwah ‘Aisyiyah berbasis jelas pada gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, mengembangkan dakwah kultural melalui berbagai pendekatan. Seperti dakwah billisan, bilkitabah, digital, advokasi, dan pencerahan. Gerakan ‘Aisyiyah berharap bisa membawa pencerahan bagi umat dan bangsa melalui spirit tajdid. Gerakan tajdid yang dimaknai sebagai upaya pembaharuan dalam memahami dan melaksanakan ajaran Islam seiring dengan tantangan dan kebutuhan zaman.

KGA yang kedua, yaitu Gerakan Perempuan Berkemajuan, yang menekankan pada transformasi yang dinamis dan terencana. Ketiga, Gerakan amal yang meliputi praksis sosial dan amal usaha. Keempat, Gerakan kebangsaan dan kemanusiaan universal, yang menegaskan peran ‘Aisyiyah dalam memperkuat persatuan bangsa di tengah keragaman.

‘Aisyah menjelaskan bahwa gerakan amal yang dimaksud melibatkan pelembagaan amal saleh untuk menyelesaikan berbagai problem kehidupan. Seperti kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan. Gerakan ini bertujuan agar amal saleh tidak hanya dilakukan secara individual, melainkan sebagai bagian dari upaya kolektif yang terorganisir.

Sementara itu, gerakan kebangsaan kebangsaan dan kemanusiaan universal, menegaskan komitmen ‘Aisyiyah untuk berperan aktif dalam kehidupan kebangsaan, menjembatani perbedaan, dan memperkuat persatuan bangsa.

Keempat karakter ini, menurut ‘Aisyah, didasari oleh tiga visi utama dalam “Pokok-Pokok Pikiran ‘Aisyiyah Abad Kedua”. Pertama, Pertama, yaitu berkembangnya Islam Berkemajuan dalam kehidupan masyarakat. Kedua, berkembangnya Gerakan pencerahan yang membawa proses pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan dalam kehidupan keumatan dan kebangsaan. Ketiga, berkembangnya Perempuan Berkemajuan sebagai pelaku perubahan menuju peradaban utama yang mencerahkan.

Dengan implementasi empat karakter ini, ‘Aisyiyah sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah bisa memperkuat identitas gerakannya dan mewujudkan cita-cita besar persyarikatan. Mewujudkan peradaban yang menjadi khairul ummah, ummatan washathan, dan syuhada ‘ala an-naas. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*