Desa Sambak, Mitra Binaan UNIMMA Raih Bupati Award 2025 Berkat Inovasi Lingkungan Berkelanjutan

Desa Sambak, Mitra Binaan UNIMMA Raih Bupati Award 2025 Berkat Inovasi Lingkungan Berkelanjutan
Desa Sambak, Mitra Binaan UNIMMA Raih Bupati Award 2025 Berkat Inovasi Lingkungan Berkelanjutan

Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, kembali mencuri perhatian publik. Desa binaan Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) itu berhasil meraih Bupati Award 2025 untuk kategori Pemerintah Desa Inovatif berkat terobosan dalam pengelolaan limbah dan pengembangan energi terbarukan.

Penghargaan ini menjadi bukti keberhasilan kolaborasi antara masyarakat dan UNIMMA dalam menghadirkan teknologi tepat guna yang menjawab persoalan lingkungan sekaligus memperkuat kemandirian energi desa.

Sistem pengolahan lingkungan Desa Sambak kini menjadi rujukan. Melalui pendampingan intensif dari UNIMMA, desa ini mengembangkan dua inovasi utama:

Pemanfaatan limbah cair industri tahu menjadi biogas, yang menggantikan potensi pencemaran dengan energi ramah lingkungan.

Pemanfaatan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik kantor desa, yang membawa Sambak selangkah lebih dekat menuju desa mandiri energi.

Ketiga dosen Fakultas Teknik UNIMMA—Bagyo Condro Purnomo, Suroto Munahar, dan Usman Raliby,—menjadi motor penggerak terwujudnya inovasi tersebut. Mereka terlibat dalam riset terapan, perancangan teknologi, pendampingan operasional, serta penguatan kapasitas masyarakat.

Suroto Munahar mengungkapkan bahwa program ini bermula dari persoalan lingkungan yang telah lama dirasakan warga.

“Limbah cair UMKM tahu di wilayah Sindon sebelumnya berpotensi mencemari sungai dan lingkungan sekitar. Melalui pendampingan UNIMMA, limbah tersebut sekarang disulap menjadi biogas yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penerapan panel surya juga menjadi langkah maju bagi desa dalam memperkuat ketahanan energi.

“Alhamdulillah, kebutuhan energi perkantoran desa kini dapat dipenuhi dari panel surya. Ini mendorong Sambak menjadi desa yang mandiri energi,” jelasnya.

Keberhasilan Desa Sambak tidak berdiri sendiri. Kolaborasi antara tim akademisi dan masyarakat menjadi faktor penentu. Pendekatan yang dilakukan UNIMMA memastikan bahwa teknologi yang diadopsi bersifat sederhana, mudah dipelihara, dan memberikan dampak langsung bagi kehidupan warga.

“Inovasi ini lahir dari kebutuhan nyata di lapangan. Tugas kami adalah memastikan teknologi bisa diterapkan dan benar-benar memberi manfaat,” tambah Suroto.

Diraihnya Bupati Award 2025 menegaskan komitmen UNIMMA dalam memperkuat peran perguruan tinggi sebagai pusat solusi. Ke depan, UNIMMA berkomitmen mendorong lahirnya lebih banyak desa binaan yang adaptif, inovatif, dan berdaya saing melalui riset terapan.

Program di Desa Sambak diharapkan menjadi model bagi desa-desa lain dalam pengelolaan lingkungan berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*