Muhammadiyah memasuki abad kedua dihadapkan pada dinamika kehidupan yang semakin kompleks, sehingga diperlukan generasi yang mampu melanjutkan dan merealisasikan tujuan Persyarikatan. Selaras dengan amanat Muktamar Muhammadiyah ke-48 Surakarta, yaitu reformasi kaderisasi dan diaspora kader ke berbagai lingkup dalam bidang kehidupan yang diharapkan mampu memperluas gerakan Islam melalui peran kader.
Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.l., M.P.A. selaku Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK SDI) PP Muhammadiyah, menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya manusia (SDM) di Muhammadiyah. Baginya, Muhammadiyah memerlukan kader-kader cendekiawan sebagai pewaris sekaligus bertanggung jawab memajukan gerakan dakwah Muhammadiyah di tengah zaman yang semakin dinamis.
Program MSPP Cetak Kader Unggulan
Baitul Arqam Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) merupakan program pembinaan kader atau aktivis Persyarikatan dan dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) agar dapat melanjutkan studi magister atau doktoral ke luar negeri.
Tahun 2023 ini, program MSPP Batch VI yang diselenggarakan oleh Majelis Diktilitbang PPM bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah Muhammadiyah (LazisMu) PPM dan MPK SDI PPM dan berlangsung di Tasneem Convention Hotel, Yogyakarta.
Selama lima hari, pada Senin–Jumat (4-8/12/2023) sebanyak 50 kader Muhammadiyah dari Organisasi Otonom (Ortom) serta dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) akan mendapat materi berupa pelatihan bahasa Inggris, keterampilan menulis akademis, pembuatan proposal penelitian, hingga bantuan dalam pendaftaran beasiswa.
Melalui program kolaborasi antara Persyarikatan dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) ini, dalam sambutannya Bachtiar menegaskan empat kompetensi yang wajib dikuasai oleh kader-kader Muhammadiyah, meliputi kompetensi keberagamaan, intelektualitas, kepekaan sosial, dan organisasi kepemimpinan.
Kompetensi Keberagamaan
Sebagai kader yang terlibat dalam gerakan Islam dan dakwah, aspek keagamaan hendaknya dikuasai dan diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari, baik secara ritual dan pemahaman. Literasi keagamaan itu mencangkup akhlak, akidah, syariah, hingga muamalah.
Kompetensi Intelektualitas
Seiring kemajuan ilmu dan teknologi, Muhammadiyah akan dihadapkan pada tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis. Kader Muhammadiyah diharapkan siap secara intelektual. Kebutuhan akan kader yang cerdas dan mampu menghadapi perubahan menjadi kunci dalam menjawab tuntutan zaman.
Kompetensi Sosial
Selain memperkuat keagamaan, seorang kader juga harus memperhatikan keseimbangan antara spiritualitas dengan kepedulian terhadap aspek sosial bermasyarakat. Mengasah kepekaan terhadap dinamika sosial merupakan bagian penting dalam mendukung visi Muhammadiyah sebagai gerakan yang tidak hanya religius namun juga sosial.
Kompetensi Kepemimpinan Organisasi
Sebagai generasi yang akan melanjutkan gerakan Muhammadiyah, seorang kader hendaknya mengembangkan keterampilan kepemimpinan. Tujuannya, ke depan para kader mampu membawa sekaligus memajukan Persyarikatan menjadi gerakan berkemajuan dan menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat. (Ron)
Be the first to comment