Etos Kerja Karyawan Muhammadiyah Perlu Terapkan 3 M

Etos Kerja Karyawan Muhammadiyah Perlu Terapkan 3 M
Etos Kerja Karyawan Muhammadiyah Perlu Terapkan 3 M

Seorang karyawan ketika bekerja atau bergabung dalam institusi harus memiliki kebermaknaan dalam bekerja. Kebermaknaan ini dapat menjadi etos kerja yang menjadi dasar dan membedakan karyawan satu dengan lainnya. Begitu papar Bachtiar Dwi Kurniawan, Ketua Majelis Pembinaan Kader, dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) saat memberikan paparan dalam forum Rapat Kerja Sekretariat dan Keuangan Kantor Majelis Diktilitbang PPM, bertempat di Hotel Grand Rohan Yogyakarta, Minggu-Senin (14-15/01/2024).

Etos Kerja Karyawan Muhammadiyah Perlu Terapkan 3 M

Seorang karyawan, menurut Bachtiar akan mengeluarkan kompetensinya bergantung pada makna yang ia pahami dalam pekerjaannya. “Kalau orang itu merasa bermakna dalam suatu tempat, dia akan nyaman, dia akan senang, dan loyal di kantornya,” paparnya. Kebermaknaan seorang karyawan dapat melahirkan komitmen yang ditentukan oleh beberapa point diantaranya:

Meaning (Kebermaknaan Kerja)
Kebermaknaan kerja salah satunya didapatkan karena pemahaman nilai dan keagamaan. Karyawan Muhammadiyah perlu menanamkan bahwa bekerja bukan sekedar untuk pendapatan namun diniatkan bahwa bekerja adalah bagian dari jalan dan ketaatan pada Allah.

Membership
Karyawan diperlakukan sebagai anggota yang terhormat. Bagaimana karyawan dapat menjadi bagian yang dibutuhkan dalam lingkungan kantornya. “Karyawan perlu merasa dilihat dan dibutuhkan dalam lingkungan kerjanya, hal ini akan meningkatkan rasa kebersamaan dan saling peduli antar anggota,” papar dosen UMY tersebut.

Mastery
Karyawan diberikan upaya untuk meningkatkan kapasitas, wawasan, pengetahuan, dan kearifan. Dalam mastery terdapat mutasi, promosi, training, dan adanya dorongan untuk studi lanjut. Caranya yakni sering mengadakan pelatihan dan refreshing serta healing.

dalam berkomitmen di Muhammadiyah itu naik dan turun. Sebagai kader Muhammadiyah atau sebagai karyawan Persyarikatan perlu untuk menjaga komitmen tersebut. Komitmen tersebut bukan hanya dijaga oleh karyawan namun membutuhkan dukungan dari pimpinan.

Diakhir, Bachtiar menegaskan bahwa dalam berkomitmen di Muhammadiyah itu naik dan turun. Sebagai kader Muhammadiyah atau sebagai karyawan Persyarikatan perlu untuk menjaga komitmen tersebut. Komitmen tersebut bukan hanya dijaga oleh karyawan namun membutuhkan dukungan dari pimpinan. “Pimpinan harus bisa membaca bagaimana pasukannya tetap terawat motivasinya. Salah satu motivasi karyawan PP Muhammadiyah yakni adanya pengajian dan penanaman nilai AIK, itu yang menjadi ruh kita,” pungkasnya. []apr

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*