
Kabar bahagia datang dari Pratiwi Tri Utami, alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang sukses menyandang gelar Doktor di Hiroshima University, Jepang pada usianya yang relatif muda, yakni 27 tahun. Kesuksesan perempuan asal Bangka Belitung itu tentu menggambarkan semangatnya yang luar biasa untuk terus berkembang dan menjalani pendidikan.
Sejak di bangku sarjana, Pratiwi, sapaan akrab, dikenal sebagai seorang yang aktif di luar kewajibannya sebagai mahasiswa. Di mana, ia pernah tergabung dalam berbagai organisasi seperti HMPS PBI UAD, Ketua Edsa Journalist Team (EJT) UAD periode 2016/2017, Pramuka UAD, English Mentoring Program (EMP), dan menjadi Student Employment (SE) di Kantor dosen PBI. Selain itu, ia merupakan salah satu peraih beasiswa UAD dan juga Beasiswa BPP/BPA.
Lulus pada tahun 2017, Pratiwi kemudian melanjutkan pendidikan Program S2 di Hiroshima University melalui jalur beasiswa Education Development and Cultural and Regional Studies, Hiroshima University. Selama menjalani S2, ia berhasil meraih prestasi, seperti Awardee of JASSO Monbukagakusho, Hiroshima University Student Excellent Scholarship, dan Yahata Foundation Scholarship.
Selesai meraih gelar Magister pada tahun 2020, Pratiwi menyampaikan bahwa salah satu pembimbingnya merekomendasikan untuk melanjutkan ke jenjang S3. Setelah mempertimbangkan, akhirnya ia menerima tawaran tersebut dan mengajukan beasiswa Next Generation Fellowship. Salah satu program beasiswa dari pemerintah jepang yang diberikan pada mahasiswa berprestasi, terutama di Hiroshima University. “Saya mendaftar langsung program dari Hiroshima University dengan mengikuti seleksi berkas dan proposal riset. Alhamdulillah saya lolos,” ungkapnya.
Berbagai penghargaan pun kembali ia raih, di antaranya Kumahira Foundation Scholarship, The Best Project Team in SDGs Ideas Mining for Specialist in Hiroshima University, Next Generation Fellowship and JST Research Grant, dan Hiroshima University Student Excellent Scholarship. Lebih lanjut, Pratiwi menceritakan pengalamannya di Jepang sebagai momen berharga, terutama dalam mempelajari isu pendidikan dan sosial, serta berdiskusi dengan para akademisi dari berbagai negara.
“Momen yang paling berkesan adalah mempelajari banyak hal baru, mulai dari educational dan social issues, berdiskusi dengan banyak akademisi hebat dari berbagai negara, survive sebagai minoritas di Jepang, serta memperoleh pengalaman cultural exchange selama berkuliah di Jepang,” ungkapnya.
Selama menempuh pendidikan di negeri orang, hal terberat baginya bukan tentang memperoleh gelar, melainkan philosophy of being a doctoral graduate, yaitu bertanggung jawab untuk melakukan kontribusi positif untuk masyarakat. [] ron
Be the first to comment