“Innalillahi wa innailahi roojiuun, innalillahi wa innailaihi roojiuun. Kita semua akan kembali kepada Allah Swt pada akhirnya. Hari ini kita mendapat kabar duka atas Prof Dr Hj Siti Muslimah Widyastuti MSc,” demikian diawali oleh Muh Samsudin selaku pembawa acara Takziah Virtual untuk Almarhumah Prof Dr Hj Siti Muslimah Widyastuti MSc pada Rabu (9/8). Sebelumnya, Samsudin memberikan pengantar mengenai prosesi pemakaman almarhumah sore tadi, dengan menyampaikan bahwa almarhumah telah diberangkatkan dari PP Muhammadiyah ke makam husnul khotimah bersama seluruh keluarga besar Muhammadiyah, UGM, dan berbagai pihak lainnya.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan oleh pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Wardatul Husniah, mahasiswi UNISA Yogyakarta. Setelahnya, pihak keluarga Prof Siti Muslimah yang diwakili oleh Prof Santo memberikan sambutan. Ia mengawali sambutannya dengan ucapan terima kasih kepada PP Muhammadiyah, PP ‘Aisyiyah, Universitas Gadjah Mada, dan BAN-PT atas kesediaannya kepada almarhumah membaktikan diri selama bergabung di berbagai lembaga tersebut semasa hidupnya.
“Dalam kesempatan tersebut, mohon dimaafkanlah apabila ada kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan selama mengabdi di setiap lembaga. Kemudian, saya juga memohonkan doa, semoga ilmu dan pemberian Dik Wiwi (panggilan bagi Prof Siti Muslimah) dapat memberikan manfaat,” ujar Prof Santo. Beliau juga mengulangi apa yang sempat disampaikan oleh Fikri Waskito ST MEng, perwakilan keluarga yang sempat memberi sambutan dalam pelepasan Prof Siti Muslimah di PP Muhammadiyah, bahwasanya apabila ada urusan-urusan almarhumah yang belum selesai dan tidak dapat diikhlaskan dapat menghubungi kepada pihak keluarga.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir. “Kami atas nama PP Muhammadiyah, sebagaimana telah kami sampaikan dalam pelepasan almarhumah, menyampaikan duka cita yang mendalam. Innalillahi wa innailaihi roojiuun atas meninggalnya Prof Siti Muslimah pada pagi hari ini,” ujarnya.
Prof Haedar Nashir mengatakan bahwa perasaan duka karena kehilangan sosok yang selama ini terus mendampingi dalam kegiatan sehari-hari merupakan hal yang manusiawi. Akan tetapi, sebagai insan yang beragama, perlu mengikhlaskan panggilan dari Allah Swt dan mendoakan agar almarhumah mendapatkan tempat terbaik dalam rengkuhan dan karunia Allah Swt. Beliau menuturkan bahwa Prof Siti Muslimah semasa hidupnya telah membaktikan hidupnya beribadah kepada Allah Swt dalam kerja-kerja akademiknya. “Sesungguhnya seseorang yang meninggal akan putus amalnya, kecuali tiga hal; amal jariyah atau amal saleh, anak saleh yang selalu mendoakan orang tuanya, dan ilmu yang bermanfaat. Dan almarhumah memiliki ketiga amalan tersebut,” ujar beliau.
Selanjutnya, Prof Haedar Nasir juga menyampaikan relasi hablum minannas dengan almarhumah, di antaranya selama beraktivitas bersama di persyarikatan Muhammadiyah dan pendirian Yayasan Annisa Swasti, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memperjuangkan hak-hak pekerja perempuan baik secara formal maupun sosiokultural.
Terakhir, beliau juga berpesan kepada seluruh partisipan untuk memaksimalkan sisa dan perjalanan hidup kita, agar kita siap—betapa pun selalu kurang—dengan ilmu, kebermanfaatan, dan kebaikan yang kita miliki ketika dipanggil oleh Allah Swt. “Allah Swt tidak pernah mengakhirkan atau mengawalkan meninggalnya seseorang. Kematian adalah rahasia Allah Swt, sehingga tetaplah ingat bahwa hal-hal di dunia yang bersifat kebendaan hanya seperti buih di lautan yang tidak berarti dibandingkan dengan amalan-amalan yang kita kerjakan. Maka, mari kita senantiasa mengiringi doa kepada Mbak Wiwi, sahabat dan kolega kami, agar almarhumah mendapatkan rida dan karunia Allah Swt. Berikanlah pula rida dan karunia kami yang masih hidup agar meneruskan jejak dan kebaikan almarhumah sebagaimana jejak dan kebaikan para nabi di Bumi ini,” tutupnya.
Selanjutnya adalah sambutan dari Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Dr Salmah Orbayinah. Ia menyambung dengan pesan yang disampaikan Prof Haedar Nashir bahwa hari duka ini menjadi pengingat kepada kita bahwa kematian merupakan hal yang sangat dekat dengan kita. “Prof Wiwi ini kita kenal supel dalam bergaul dan selalu dirindukan oleh kita semua. Beliau senang bercanda dan menasihati. Mari kita mendoakan agar almarhumah husnul khotimah dan diterima di sisi Allah Swt, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar beliau.
Sesi berikutnya adalah pemberian sambutan dari perwakilan Universitas Gadjah Mada, Ir Triwibowo Yuwono PhD yang mengawali dengan pengucapan duka yang sedalam-dalamnya mewakili UGM atas kepergian Prof Siti Muslimah. “Saya sudah mengenal beliau sejak berkuliah sebab berada di fakultas yang sama sebagai mahasiswa dan bagian dari sivitas akademika, hingga tergabung dalam Majelis Guru Besar UGM,” ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwasanya almarhumah dikenal, dihargai, dan dihormati karena kompetensi almarhumah di bidang yang ditekuninya. “Perjalanan akademiknya akan menjadi kontribusi yang besar bagi UGM,” tutupnya.
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian testimoni oleh Prof Dr Ir Ari Purbayanto MSc perwakilan dari BAN-PT. “Kami sungguh sangat berduka cita mendengar berita yang sangat mendadak atas senior sekaligus sahabat kami mengenai kepulangan almarhumah. Saya mengenal beliau secara pribadi di BAN-PT sejak tahun 2008. Selama ini beliaulah yang terus mengingatkan kami untuk menjaga kesehatan selama kami melakukan kerja-kerja di BAN-PT menjaga mutu akademik di Indonesia,” ujarnya. Prof Ari Purbayanto juga menyampaikan bahwa nasihat-nasihat yang selama ini disampaikan beliau di dunia akan bermanfaat dan menjadi amanah bagi BAN-PT.
Berikutnya, Prof Bambang Setiaji menyampaikan sambutannya sebagai Ketua Majelis Diktilitbang PPM. Beliau menyampaikan hari-hari terakhirnya Prof Wiwi yang sempat kembali lagi untuk mengikuti rapat di Majelis Diktilitbang PPM di sela-sela kondisinya yang tidak fit secara fisik. “Setelah kepergiannya pun, almarhumah tetaplah hidup secara spiritual. Nama dan perjuangannya akan terus terukir di Majelis. Beliau adalah senior dan ‘sapu kawat’—sosok yang kuat dalam gerakan memajukan Islam—di Muhammadiyah,” ujarnya. Beliau juga menyampaikan bahwa Prof Wiwi akan tetap dihormati dan dikenang di Majelis. “Semoga beliau senantiasa berada di sisi Allah Swt,” tutup Prof Bambang.
Tak lupa, Muh Samsudin sebagai pembawa acara menambahkan dengan tegas bahwa Prof Wiwi selalu memberikan ruang konsultasi, pembinaan, dan pendampingan bagi pimpinan universitas Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Indonesia. “Ini menjadi bukti dedikasi kinerja almarhumah dalam menjalankan amanahnya,” tambahnya. Kegiatan diakhiri dengan pembacaan doa oleh Prof Thobroni.[] RAS
Be the first to comment