Pasca Kampus Akreditasi Unggul! Berikut Strategi yang Perlu Dilakukan oleh Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi meraih akreditasi unggul (Sumber, Majelis Diktilitbang PPM)
Perguruan tinggi meraih akreditasi unggul (Sumber, Majelis Diktilitbang PPM)

Bagi sebuah perguruan tinggi, meriah akreditasi unggul menjadi indikator utama keberhasilan sebuah institusi. Tidak sekadar status, akreditasi unggul mencerminkan kualitas pendidikan, sistem manajemen, serta dedikasi seluruh sivitas akademika pada standar mutu yang tinggi. Selain itu, akreditasi unggul sebagai motivasi tambahan bagi seluruh civitas akademika agar terus berinovasi dan berkontribusi. Serta menciptakan terobosan-terobosan baru dalam dunia pendidikan.

Sebab itulah, pentingnya meraih akreditasi unggul bagi perguruan tinggi tidak dapat diabaikan. Predikat ini adalah tiket untuk mendapatkan pengakuan nasional dan internasional, meningkatkan daya saing, serta membangun kepercayaan publik terhadap kemampuan institusi dalam mencetak lulusan berkualitas. Sementara meraih akreditasi unggul bukanlah tugas yang mudah, dibutuhkan kerja keras, sinergi, dan komitmen bersama. Dengan pencapaian ini, perguruan tinggi tidak hanya meningkatkan reputasinya, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa mereka siap menghadapi tantangan global dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui pendidikan berkualitas.

Selaras Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (APT) yang diraih oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dengan predikat Akreditasi Unggul. Hamli Syaifullah, MSi selaku dosen Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berpendapat bahwa mengelola perguruan tinggi membutuhkan sinergitas dari seluruh kalangan yang ada di dalam kampus, mulai dari rektor sebagai pucuk pimpinan tertinggi hingga karyawan. “Tanpa adanya sinergitas, rasa-rasanya kampus tak akan mampu dapat memberikan kinerja terbaik dalam menyediakan jasa pendidikan untuk masyarakat,” katanya. 

Hamli Syaifullah Dosen Prodi Perbankan Syariah FAI UMJ (Sumber. Linkedin Hamli Syaifullah)
Hamli Syaifullah Dosen Prodi Perbankan Syariah FAI UMJ (Sumber. Linkedin Hamli Syaifullah)

Selanjutnya, sebagai kampus yang meraih predikat terbaik atau unggul ini, Hamli menyampaikan pandangannya terkait poin-poin penting yang perlu dilakukan oleh kampus yang terAkreditasi Unggul.

Pentingnya Kualitas Kinerja SDM

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bojongsari, Depok itu berpendapat bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) adalah fondasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Menurutnya, sebagus apapun sistem dan metode yang dimiliki Perguruan Tinggi, bila kinerja SDM yang mengurus di dalamnya buruk, maka akan buruk keberadaannya. Sebaliknya, bila kinerja SDM yang ada di dalamnya berkualitas, bisa dipastikan keberadaan Perguruan Tinggi tersebut akan berkualitas.

“Dengan demikian, pasca Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mendapatkan akreditasi unggul, maka tugas selanjutnya adalah bagaimana dapat mengelola SDM agar mampu memberikan kinerja terbaik. Sehingga dengan adanya kinerja terbaik dari setiap SDM, akan berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas kinerja Perguruan Tinggi. Maka dari itu, fokus peningkatan kualitas kinerja SDM harus terus diupayakan,” paparnya.

Selain meningkatkan kualitas kinerja SDM, lanjut Hamli, konsistensi dalam mempertahankan standar yang telah dicapai juga penting. “Setiap individu harus memiliki niat yang kuat untuk memberikan yang terbaik sebagai bentuk pengabdian terhadap institusi dan sebagai ibadah kepada Tuhan. Ini akan memastikan bahwa setiap SDM tetap memberikan kinerja terbaik mereka, menjaga keunggulan institusi, dan memenuhi amanah dari akreditasi unggul yang telah diperoleh,” jelas Hamli.

Sementara dalam meningkatkan SDM di perguruan tinggi, Hamli menyampaikan secara umum ke dalam tiga klasifikasi yaitu dosen, tenaga kependidikan, dan karyawan penunjang. Ketiga klasifikasi itu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perguruan tinggi, sehingga sinergi di antara mereka sangat penting untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian, bagaimana cara meningkatkan kualitas kinerja SDM di perguruan tinggi?

Strategi Meningkatkan Kualitas Kinerja SDM

1. Mengukur Komitmen Kerja

Komitmen kerja yang tinggi sangat penting untuk menjamin kinerja optimal dari setiap SDM. Diantaranya dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada SDM dan melihat pencapaian Key Performance Indicator (KPI). Bagi Hamli, dua hal tersebut dapat dilakukan oleh perguruan tinggi untuk saling melengkapi penilaian komitmen SDM. Sebab, komitmen kerja berdampak signifikan terhadap beberapa hal lainnya—misalnya loyalitas SDM, produktivitas SDM, kepuasan SDM, kenyamanan SDM, dan lain sebagainya.

“Jika SDM dengan tingkat komitmen rendah, maka perlu diberi peringatan. Sebaliknya, bila tetap tak mencapai KPI yang ditetapkan, tinggal dipensiunkan dini, karena SDM seperti itu hanya akan jadi benalu untuk perguruan tinggi,” tegasnya.

2. Peningkatan Pendidikan dan Keahlian

Strategi kedua adalah pendidikan formal dan keterampilan yang diperlukan harus ditingkatkan secara berkelanjutan. Ini termasuk memprioritaskan pendidikan tinggi untuk dosen dan tenaga kependidikan, serta memberikan pelatihan berkala untuk meningkatkan keterampilan. “Misalnya, pihak kampus membuat skala prioritas bahwa peningkatan pendidikan formal untuk dosen maksimal 80 persen sudah berpendidikan doktor. Bahkan jika bisa membuat target hingga 100 persen pendidikan dosen harus sudah doktor. Sementara untuk tenaga kependidikan untuk para kepala bagian sudah harus minimal berpendidikan magister,” pungkas Hamli.

Ia mengingatkan bahwa keberadaan pendidikan formal untuk SDM, baik dari kalangan dosen ataupun tenaga kependidikan menjadi sangat penting. Dengan adanya pendidikan formal yang terus meningkat setiap tahunnya, akan memberikan implikasi positif terhadap kualitas pendidikan sebuah kampus. 

Kemudian, SDM juga perlu meningkatkan keahlian, baik untuk dosen, tenaga kependidikan, ataupun tenaga penunjang lainnya. Peningkatan skill dapat dilakukan dengan membuat pelatihan secara berkala di masing-masing unit kerja. Misalnya, dua kali dalam satu semester  kalangan dosen diberi pelatihan menulis karya ilmiah yang baik dan benar. Sedangkan bagian akademik bisa diberi pelatihan bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa, dan lain sebagainya. 

3. Pemberian Penghargaan dan Punishment

Selanjutnya pemberian reward bagi SDM berprestasi dan punishment bagi yang melanggar. Hal tersebut menjadi sangat penting, agar setiap SDM tergerak hatinya untuk menghasilkan prestasi mumpuni selama bekerja. “Tentu, reward yang diberikan oleh perguruan tinggi—apapun bentuknya, pastinya akan mampu membuat dirinya bersemangat dalam mendedikasikan dalam memberikan kinerja terbaik untuk institusi,” kata Hamli.

Sedangkan untuk SDM yang melakukan pelanggaran, maka perlu ditindak tegas. Makna pelanggaran, salah satunya bisa dinilai dari rendahnya KPI dari SDM bersangkutan. Bagi SDM yang tingkat KPI-nya rendah dan sudah diberi teguran berkali-kali, maka langsung beri punishment yang setara. Sehingga dengan diberikannya punishment, paling tidak akan menjadi pengingat bagi dirinya dan SDM lainnya agar dapat bersungguh-sungguh dalam bekerja. Dengan demikian, reward dan punishment menjadi penting dalam mencapai tujuan bersama.

Hamli meyakini tiga hal tersebut pasca institusi perguruan tinggi mendapatkan akreditasi unggul, bukan hanya sekadar status pemoles. Tetapi secara hakikat dan ma’rifat memang benar-benar unggul di segala bidang kehidupan, mulai dari masuk di pintu gerbang hingga keluar kembali ke pintu gerbang, seluruhnya memang menggambarkan keunggulan dari Perguruan Tinggi bersangkutan.

Istikamah Menjaga Kualitas Kinerja SDM

Setelah berhasil menghasilkan SDM yang berkualitas, sebuah perguruan tinggi wajib istikamah menjaga kualitas kinerja setiap SDM. “Satu hal yang perlu dipahami bersama bahwa kinerja perguruan tinggi itu merupakan akumulasi dari kinerja setiap individu. Maka, menjaga keistikamahan kualitas kinerja setiap SDM menjadi kunci dalam menjaga amanah akreditasi unggul,” jelas Hamli.

Cara menjaga kualitas kinerja SDM itu dengan meluruskan niat. Segala bentuk kinerja terbaik yang diberikan untuk perguruan tinggi sebagai bentuk penghambaan (ibadah) terbaik untuk Allah Swt. Sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an, yaitu: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku” (QS. adz-Dzariyat [51]: 59). Maka, agar tetap bisa istikamah memberikan kinerja terbaik untuk perguruan tinggi, setiap SDM harus niatkan untuk beribadah, bukan yang lainnya. []Ron

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*