
Muhammadiyah melalui Majelis Diktilitbang terus memperkuat komitmennya dalam membangun ekosistem riset yang berkemajuan. Hal ini disampaikan dalam Pengajian Kamisan edisi ke-16 yang mengangkat tema “Pembangunan Kapasitas Penelitian Muhammadiyah yang Berkemajuan”, Kamis (24/4/2025).
Hadir sebagai narasumber, Prof Indra Bastian, PhD MBA CA CMA Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam paparannya, Prof Indra mengajak seluruh elemen Muhammadiyah untuk membangun ekosistem riset yang kolaboratif, strategis, dan berbasis nilai keislaman.
Prof Indra memulai presentasinya dengan refleksi pada zaman keemasan ilmuwan Islam, seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Biruni, dan lainnya. Menurutnya, para ilmuwan ini telah meletakkan dasar bagi ilmu pengetahuan modern.
“Mereka meneliti bukan hanya untuk ilmu, tapi juga untuk maslahat umat. Inilah semangat riset yang perlu kita bangun di Muhammadiyah,” ungkap Prof Indra.
Semangat integrasi antara sains dan agama ini, lanjutnya, sejalan dengan misi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) dalam membangun pendidikan integratif dan transformatif.
Muhammadiyah Butuh Ekosistem Riset, Bukan Sekadar Peneliti
Dalam forum pengajian ini, Prof. Indra menyoroti masih lemahnya “jejaring riset” di kalangan peneliti Muhammadiyah. Riset yang bersifat individual dinilai tidak mampu bersaing di era kolaboratif saat ini.
“Kita butuh penelitian berbasis network, bukan hanya kerja mandiri. Sinergi dan kolaborasi mempercepat inovasi dan memperkuat dampak penelitian,” tegasnya.
Ia menambahkan, budaya kolaborasi bukan hanya memperkuat kapasitas peneliti, tetapi juga menciptakan karya-karya yang relevan dan berdaya guna bagi masyarakat.
Muhammadiyah Research and Innovation Center
Salah satu tawaran strategis yang diusulkan Prof Indra adanya Muhammadiyah Research and Innovation Center. Sebuah lembaga yang dapat menjadi pusat koordinasi dan fasilitator riset Muhammadiyah secara nasional maupun internasional.
Adanya sebuah lembaga khusus akan mempermudah para peneliti untuk melakukan riset dan inovasi. Misalkan melakukan pemetaan profil peneliti Muhammadiyah, penyusunan arah dan prioritas riset Muhammadiyah, fasilitasi kolaborasi riset lintas kampus, nasional, dan global, bahkan pengembangan data besar (big data) penelitian Muhammadiyah.
“Ini dapat dijadikann wadah untuk menghubungkan peneliti, ide, dan sumber daya riset,” jelas Prof Indra.
Pengembangan riset di lingkungan Muhammadiyah juga dilandaskan nilai-nilai dalam Al-Qur’an. Prof Indra mengutip QS. Ar-Rum: 41 sebagai landasan etis bahwa riset harus digunakan untuk memperbaiki kerusakan dan menegakkan keseimbangan alam.
“Ilmu dan riset adalah jalan ibadah. Melalui penelitian, kita bisa mendekatkan diri pada Allah sekaligus membangun peradaban,” katanya.
Harapannya forum ini akan memantik para peneliti Muhammadiyah. Sehingga Muhammadiyah selalu memberikan hasil riset, inovasi, dan naik kelas dalam dunia riset. Dari sekadar menghasilkan publikasi, menuju pada pembentukan ekosistem riset terintegrasi yang siap mendorong kemajuan umat dan bangsa. []ic
Be the first to comment