Solidaritas Muhammadiyah Mengalir untuk Aceh–Sumatra: PTMA Bergerak, Jaringan Kemanusiaan Menguat

Solidaritas Muhammadiyah Mengalir untuk Aceh–Sumatra: PTMA Bergerak, Jaringan Kemanusiaan Menguat
Foto udara kerusakan rumah warga pasca diterjang banjir bandang di Desa Kota Lintang, Kota Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Rabu (3/12). [ANTARA FOTO]

Gelombang banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat kembali menegaskan besarnya risiko bencana hidrometeorologi di kawasan tersebut. Dalam situasi yang memasuki fase darurat berkepanjangan, angka korban terus bertambah. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin, 8 Desember 2025 pukul 16.00 WIB mencatat 961 jiwa meninggal dunia dan 293 orang masih hilang. Angka terbesar berasal dari titik-titik terparah di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

“BNPB terus mengoptimalkan operasi pencarian dan pertolongan agar daftar korban hilang bisa diminimalkan,” kata Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari. Kondisi ini mempertegas kebutuhan akan kerja-kerja kemanusiaan yang cepat, terpadu, dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Seruan Solidaritas Nasional Muhammadiyah

Di tengah situasi tersebut, sejumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)—mulai dari sekolah, masjid, hingga kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)—juga turut terdampak. Ratusan dosen, pegawai, dan mahasiswa mengalami kerugian mulai dari rumah terendam, akses jalan terputus, hingga harus mengungsi.

Melihat kondisi itu, Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman, menerbitkan Edaran Nomor 8/EDR/I.0/H/2025 yang menyerukan gerakan solidaritas nasional melalui Lazismu dan MDMC dengan prinsip One Muhammadiyah One Response.

“Musibah ini menuntut kehadiran nyata Muhammadiyah. Kita bergerak cepat, terpadu, dan terarah untuk membantu saudara-saudara kita bangkit kembali,” ujarnya.

MDMC PP Muhammadiyah segera mengerahkan tim ke tiga provinsi dengan pola penanganan sesuai kondisi lokal:

  • Sumatera Barat: layanan kesehatan, dapur umum, distribusi logistik, pendampingan psikososial, pembersihan material, hingga pembangunan jembatan darurat.
  • Sumatera Utara: layanan kesehatan, bantuan makanan siap saji, pembersihan rumah, dan pemulihan psikososial.
  • Aceh: evakuasi warga, dapur umum, distribusi logistik, dan penyediaan tempat perlindungan sementara.

Hingga 5 Desember 2025, layanan Muhammadiyah telah menjangkau 4.927 jiwa.

Di luar respons darurat, PTMA di berbagai daerah juga menggerakkan jaringan kampusnya, dari penggalangan dana hingga mengirim tim bantuan ke wilayah terdampak. Berikut rangkuman aksi solidaritas besar yang dilakukan PTMA.

Kampus UMMAH Terdampak Banjir

Bencana ini juga memukul langsung dunia pendidikan tinggi Muhammadiyah. Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) termasuk kampus yang terdampak cukup parah.

Wakil Rektor II UMMAH, Nur Sa’adah, menggambarkan situasinya dengan lugas: “Banjir kali ini adalah yang terparah, ujarnya saat dihubungi, Selasa (2/12).”

Kampus UMMAH yang berlokasi di Bireuen terendam, sementara akses menuju kampus Takengon sangat sulit. Banyak dosen, karyawan, dan mahasiswa di Takengon belum bisa dihubungi karena listrik dan sinyal belum pulih.

Mahasiswa UMMAH asal Takengon dan Bener Meriah yang kuliah di Bireuen diarahkan untuk tidak kembali dulu karena satu-satunya rute darat hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. UMMAH bersama Lazismu dan MBS Bireuen menanggung kebutuhan dasar mereka selama masa darurat.

Kondisi Aceh yang belum stabil juga mendorong kampus menerbitkan Surat Edaran Akademik, antara lain:

  • Perkuliahan diliburkan 1–13 Desember 2025
  • Aktivitas akademik kembali berjalan 15 Desember
  • Seluruh karyawan aktif kembali 10 Desember

UMMAH juga membuka Posko Bantuan Bencana bersama Lazismu Bireuen dengan layanan dapur umum, makanan gratis, hingga cek kesehatan untuk warga terdampak.

PTMA Bergerak, Kirimkan Bantuan dan Relawan

1. UMB dan PWM Bengkulu Kirim Relawan ke Sumbar

MDMC Bengkulu dan Warga Bangun Jembatan Darurat

Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) bersama MDMC Bengkulu menjalankan program Muhammadiyah Bengkulu Peduli Bencana dengan mengirim relawan ke Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.

Pada 31 November 2025, dua relawan pertama—Suryadi Jaya dan Meldhan Ade Putra—diturunkan untuk asesmen awal. Selanjutnya, pada 4 Desember, sepuluh relawan tambahan diberangkatkan yang terdiri dari unsur MDMC dan Unit Kegiatan Mahasiswa UMB.

Ketua MDMC Bengkulu, Doni Pahlevi, menjelaskan bahwa penguatan personel diarahkan pada pendampingan penyintas, distribusi logistik, layanan kesehatan, dan dukungan psikososial.

Selain mengirim relawan, KL Lazismu UMB membuka donasi dan berhasil menghimpun Rp 22.893.500 pada tahap pertama.

2. UMP Kirim Tim Psikososial untuk Pulihkan Trauma Warga

UMP Terjunkan Tim Psikososial Dampingi Korban Banjir Sumatera Utara
UMP Terjunkan Tim Psikososial Dampingi Korban Banjir Sumatera Utara

Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menerjunkan tim psikososial dari Fakultas Psikologi. Enam mahasiswa yang telah mengikuti diklat khusus dikirim untuk menjalankan Psychological First Aid kepada warga terdampak di Sumatera Utara.

Wakil Dekan III Fakultas Psikologi UMP, Gisella Arnis Grafiyana, menegaskan bahwa pemulihan psikologis sering luput dalam respons darurat, padahal sangat menentukan keberlanjutan pemulihan korban.

Wakil Rektor III UMP, Ikhsan Mujahid, menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam misi ini adalah bagian dari pendidikan karakter, empati, dan keberanian mengambil peran kemanusiaan.

3. UM Surabaya Gelar Konser Amal: Musik untuk Kemanusiaan

UM Surabaya Gelar Konser Amal: Musik untuk Kemanusiaan
UM Surabaya Gelar Konser Amal: Musik untuk Kemanusiaan

Di Surabaya, kepedulian hadir melalui pendekatan yang berbeda. Lazismu Universitas Muhammadiyah Surabaya menggelar Konser Amal Peduli Sumatera pada 3 Desember 2025. Penampilan Sunbeam Band, UKM kampus, mahasiswa internasional hingga difabel menciptakan atmosfer solidaritas yang menyentuh.

Penggalangan donasi dilakukan melalui QRIS dan kotak donasi yang tersebar di kampus. Rektor UMSurabaya, Mundakir, menegaskan bahwa konser ini bukan hanya hiburan, tetapi sarana pendidikan solidaritas dan kesadaran lingkungan bagi mahasiswa.

4. UB–UMM Kolaborasi: Tim Pendahulu Diterjunkan ke Sumbar

UB-UMM Kolaborasi Kirimkan Tim tanggap Bencana ke Sumbar
UB-UMM Kolaborasi Kirimkan Tim tanggap Bencana ke Sumbar

Kolaborasi lintas kampus juga tampak dari Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mengirim tim pendahulu ke Kabupaten Agam pada 6 Desember 2025. Tim ini terdiri dari dokter, tenaga kesehatan, dan mahasiswa lintas bidang.

Misi awal mereka adalah asesmen cepat dan koordinasi dengan pemangku kepentingan daerah untuk memetakan kebutuhan prioritas. Terutama di Kecamatan Palembayan dan Malalak—dua wilayah terdampak paling parah.

UB juga menyiapkan dukungan lanjutan berupa KKN Kemanusiaan, skema bantuan UKT bagi mahasiswa terdampak, serta teknologi penjernihan air bersih dan trauma healing.

5. UAD Peduli: Turunkan Tim Psikososial & Dukungan Pendidikan bagi Mahasiswa Terdampak

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) turut mengerahkan tim kemanusiaan melalui program “UAD Peduli”. Tim ini bergerak di bidang psikososial dan kesehatan di bawah koordinasi MDMC Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tidak hanya mengirim relawan, UAD juga memberikan bantuan biaya hidup dan keringanan biaya kuliah bagi mahasiswa UAD yang berasal dari provinsi terdampak.

Di sisi lain, melalui Lazismu, UAD menyalurkan bantuan logistik untuk masyarakat di wilayah bencana.

6. UMRI Kirim Relawan ke Aceh dan Sumatra

Tim Relawan Umri yang diberangkatakan ke Aceh dan Sumatra
Tim Relawan Umri yang diberangkatakan ke Aceh dan Sumatra

Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) memperkuat barisan solidaritas dengan mengirim relawan ke beberapa titik bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Untuk wilayah Sumatera Utara, UMRI menurunkan relawan ke tiga titik terdampak:

  • Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel)
  • Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng)
  • Kota Sibolga

Para relawan ini terlibat dalam evakuasi, distribusi bantuan, pendataan penyintas, hingga pelayanan dasar di posko-posko kemanusiaan.

7. UMSU Dirikan Posko Bantuan dan Gerakkan Seluruh Civitas Akademika

UMSU Dirikan Posko Bantuan dan Gerakkan Seluruh Civitas Akademika
UMSU Dirikan Posko Bantuan dan Gerakkan Seluruh Civitas Akademika

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi salah satu PTMA yang terdampak langsung. Sebanyak 226 dosen dan pegawai mengalami kerusakan rumah dan sebagian mengungsi.

UMSU mendirikan posko bersama PWM Sumut, menyiapkan penggalangan dana internal, distribusi bantuan pokok, layanan kesehatan gratis oleh FKIK, hingga membuka kelas daring bagi mahasiswa terdampak.

Rektor UMSU, Prof. Agussani, menyebut kampus bergerak dengan seluruh kekuatan yang dimiliki. “Intinya UMSU berupaya maksimal untuk meringankan beban warga, baik sivitas akademika maupun masyarakat luas,” ujarnya.

Respons cepat dari jaringan Muhammadiyah—mulai dari PP Muhammadiyah, Lazismu, MDMC hingga PTMA di berbagai provinsi—menunjukkan bahwa ekosistem besar yang dimiliki organisasi ini mampu bergerak secara tanggap, terukur, dan terarah.

Masih banyak PTMA lain yang ikut mengirimkan bantuan, relawan, logistik, hingga posko layanan kesehatan dan dapur umum bekerja sama dengan MDMC dan Lazismu daerah.

Gerak cepat kampus-kampus Muhammadiyah menjadi kepanjangan tangan Muhammadiyah dalam melakukan kerja-kerja kemanusiaan. Semoga kolaborasi ini terus menguat dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat Aceh dan Sumatra yang tengah berjuang bangkit dari bencana.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*