Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menginisiasi program inovatif yang menggabungkan teknologi Virtual Reality (VR) dengan pemberdayaan difabel. Para peserta terdiri dari puluhan Kepala Sekolah dan guru dari Sekolah Luar Biasa di Sidoarjo. FGD dilaksanakan di Aula KH Mas Mansoer Kampus 1 Umsida, Rabu (21/08/2024).
Melalui hibah Program Dana Padanan, Rahmania Sri Untari yang merupakan dosen Umsida mengawali langkahnya dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Wisata Literasi VR Ramah Difabel (WIRABEL)”. Wakil Rektor 1 Umsida, Hana Catur Wahyuni turut hadir dan memberikan sambutan pada kegiatan ini. “Kegiatan kemitraan yang dipimpin oleh Bu Rahmania dan bekerja sama dengan dinas perpustakaan Sidoarjo ini sesuai dengan komitmen Umsida. Mensejahterakan teman-teman difabel,” ujarnya.
Dalam hal ini Umsida sudah lebih dulu untuk memperhatikan teman-teman disabilitas seperti beberapa fasilitas yang kami sediakan khusus untuk teman-teman disabilitas. Mulai toilet tempat parkir tangga menuju Aula dan lainnya. Hingga banyak kegiatan abdimas maupun penelitian,” tambahnya. Kegiatan ini dipandu oleh tiga narasumber yang telah menggeluti bidang teknologi dan psikologis siswa disabilitas. Mereka adalah Pramesti Pradna Paramita dari Universitas Airlangga, Tri sagirani dari Universitas Dinamika dan Gilang Kurniaji dari PT Fazz.com.
Melalui program ini, Rahmania berupaya mengoptimalkan virtual hug inklusif di cagar budaya Sidoarjo, dengan memberikan pengalaman unik bagi difabel untuk menjelajahi sejarah dan budaya secara virtual. Program WIRABEL ini hadir dengan tujuan utama untuk memperkuat pengalaman belajar dan meningkatkan interaktivitas bagi difabel, terutama dalam memahami cagar budaya di Sidoarjo, seperti candi, museum, wisata literasi, dan tempat olahraga.
Melalui teknologi VR, siswa disabilitas akan merasakan pengalaman perjalanan virtual yang interaktif. Dapat membantu terlibat lebih dalam dan merasakan kehadiran di tempat-tempat bersejarah tersebut. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya inklusivitas dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam pelestarian dan pemanfaatan cagar budaya. “Harapan kami tentu untuk memperkuat pengalaman melalui kejelasan, interaktivitas, dan telepresence yang selama ini tidak bisa dilakukan oleh para difabel. Difabel akan terlibat dalam S
Selain bermanfaat bagi difabel, kegiatan ini juga memperkuat sinergi antara Umsida dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dalam pembiayaan riset dan pengembangan masyarakat. Rahmania mengungkapkan bahwa program ini merupakan langkah awal dalam mengembangkan inovasi pendidikan yang lebih inklusif dan interaktif. Turut hadir Kepala bidang pengolahan pelayanan dan pelestarian bahan Pustaka, Erna kusumawati mewakili Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Sidoarjo, Direktur DRPM Umsida Sigit Hermawan. []ic
Be the first to comment