Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melalui Observatorium kampusnya menggelar pengamatan Gerhana Bulan Total pada Senin dini hari, 7 September 2025. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 00.00 WITA ini dipusatkan di lantai 18 Gedung Iqra dan terbuka untuk civitas akademika maupun masyarakat umum.
Selain pengamatan langsung, acara juga disiarkan melalui kanal YouTube resmi Universitas Muhammadiyah Makassar serta platform Zoom, sehingga dapat diikuti secara luas.
Wakil Rektor III Unismuh Makassar, Mawardi Pewangi, menegaskan bahwa observatorium kampus menjadi pusat pengembangan Ilmu Falak di Sulawesi Selatan.
“Unismuh Makassar melalui Observatorium senantiasa aktif melakukan penelitian dan pengamatan sebagai wadah pengkajian Ilmu Falak,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini memperlihatkan kesungguhan Unismuh dalam memperkuat integrasi antara keilmuan modern dengan nilai-nilai keislaman. Pengelola Observatorium, Hisbullah Salam, menyebut fenomena gerhana bulan tidak hanya penting secara astronomi, tetapi juga memiliki nilai dakwah.
“Pengamatan gerhana bulan sarat edukasi sekaligus dakwah ilmiah. Fenomena ini memperkuat integrasi antara ilmu pengetahuan dan keislaman,” jelasnya.
Selain itu, di saat bersamaan, civitas akademika bersama masyarakat juga melaksanakan Salat Khusuf (Gerhana Bulan) di Masjid Subulussalam al Khoory, kompleks kampus Unismuh Makassar. Khutbah Salat Gerhana disampaikan oleh Abbas Baco Miro, yang mengingatkan bahwa gerhana adalah salah satu tanda kebesaran Allah, sebagaimana disebut dalam Surah Ar-Rum ayat 25.
“Gerhana adalah bagian dari ayat-ayat Allah. Melalui peristiwa ini, Allah mengingatkan agar manusia semakin dekat kepada-Nya,” ungkapnya.
Ia juga menyinggung sejarah pada masa Rasulullah SAW ketika terjadi gerhana bulan bertepatan dengan wafatnya Ibrahim, putra Nabi. Rasulullah menegaskan bahwa gerhana tidak berkaitan dengan kematian atau kelahiran seseorang, melainkan murni tanda kebesaran Allah.
Abbas kemudian mengajak jamaah untuk merenungi siklus matahari dan bulan sebagai cerminan perjalanan hidup manusia.
“Hari ini adalah waktu untuk beramal tanpa hisab, sedangkan esok adalah hari hisab tanpa amal,” pesannya.
Khutbah ditutup dengan ajakan memperbanyak istigfar, doa, dan amal kebajikan agar peristiwa gerhana ini meneguhkan kehambaan kepada Allah.
Dengan dukungan fasilitas modern, Observatorium Unismuh Makassar diharapkan terus menjadi ruang pembelajaran, penelitian, sekaligus dakwah berbasis sains. Kegiatan pengamatan gerhana bulan total ini menegaskan bahwa ilmu pengetahuan dan iman dapat berjalan beriringan dalam memperkuat pemahaman umat terhadap fenomena alam.
Be the first to comment