
Muhammadiyah menegaskan pentingnya percepatan dan pengawalan serius dalam proses pendirian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (FK PTMA). Hal ini disampaikan dalam agenda Focus Group Discussion (FGD) dan Laporan Perkembangan Pendirian Program Studi Spesialis University-Based dan Hospital-Based yang diadakan bertempat di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (20/09/2025).
Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menekankan bahwa Muhammadiyah tidak boleh kehilangan momentum dalam pembentukan PPDS FK PTMA. “Pendirian PPDS perlu disiapkan secara matang baik dari kuantitas dan kualitas. Ini merupakan amanah yang disampaikan oleh Prof Haedar,” tegasnya. Ia melanjutkan bahwa Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) merupakan bentuk jasa nyata yang telah membesarkan Persyarikatan Muhammadiyah. “Selain bidang sosial, AUM yang menjadi program strategis yakni pendidikan dan kesehatan. Dua hal ini menjadi otentitas Muhammadiyah yang harus menjadi keunggulan bagi kita,” paparnya.

Lebih lanjut, PP Muhammadiyah terus menerima laporan perkembangan dari tim task force yang telah bekerja secara serius dalam menyiapkan segala hal terkait pendirian program studi spesialis. Forum ini, menurutnya, menjadi wadah penting untuk mendengar berbagai masukan, hambatan, serta tantangan dari internal maupun eksternal. “Forum ini menjadi spirit dan dukungan nyata dari PP Muhammadiyah dalam mendorong terbentuknya PPDS di FK PTMA,” lanjutnya.
Tak hanya menyoroti aspek universitas, Muhammadiyah juga menekankan pentingnya peran Rumah Sakit sebagai mitra dalam pengembangan program berbasis hospital. Jejaring rumah sakit Muhammadiyah diharapkan mampu mendukung penyelenggaraan pendidikan spesialis berbasis layanan kesehatan. “Kami turut mendukung rumah sakit Muhammadiyah tidak hanya sebagai mitra pendidikan, tetapi juga sebagai penguat jejaring hospital-based yang menjadi fondasi pendirian program studi spesialis,” ujar Agus.
Kegiatan ini menghasilkan beberapa poin bahasan. Pertama, yakni pentingnya konsolidasi antara Fakultas Kedokteran PTMA dan jejaring Rumah Sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah dalam merancang model pendidikan spesialis yang adaptif terhadap kebutuhan nasional, baik dalam skema university-based maupun hospital-based. Model ini diharapkan dapat menjawab tantangan distribusi dokter spesialis di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di daerah yang masih kekurangan tenaga kesehatan.
Kedua, forum juga menyoroti perlunya pemetaan sumber daya, termasuk kesiapan SDM, infrastruktur pendidikan, serta rumah sakit pendidikan utama dan afiliasi yang akan terlibat dalam penyelenggaraan PPDS. Muhammadiyah mendorong agar seluruh FK PTMA melakukan akselerasi dalam melengkapi dokumen dan persyaratan sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ketiga, pentingnya dukungan regulasi internal melalui koordinasi antara Majelis Diktilitbang dan Majelis PKU PP Muhammadiyah dalam mendorong percepatan pendirian PPDS. Sebagai langkah strategis, akan dibentuk satuan khusus (task force) pendirian PPDS yang secara resmi akan ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Agenda FGD ini menjadi langkah strategis Muhammadiyah untuk menegaskan bahwa pendirian program studi spesialis bukan hanya cita-cita jangka panjang, tetapi bagian dari roadmap prioritas yang sedang dan terus dikawal secara terstruktur oleh Persyarikatan melalui sinergi antar PTMA, rumah sakit, dan stakeholder terkait. []apr
Be the first to comment