
Desa Lalabata, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menjadi pusat perhatian pada Sabtu (1/6/2025) dengan digelarnya Festival Kuliner Olahan Ubi Kayu. Tak sekadar ajang kreasi pangan lokal, festival ini juga menandai dimulainya langkah strategis Universitas Muhammadiyah Barru (Unmuh Barru) dalam mewujudkan program “Kampus Berdampak” melalui peluncuran proyek Agredista Unmuh Barru—Agro Edu Wisata yang direncanakan berlangsung penuh mulai tahun 2025.
Kegiatan ini menyatukan warga desa, mahasiswa, dosen, dan pemerintah daerah dalam satu semangat: mengangkat potensi lokal untuk pembangunan berkelanjutan. Ubi kayu yang selama ini hanya dipandang sebagai bahan pangan sederhana, diolah menjadi beragam kuliner menarik—dari kudapan tradisional hingga sajian modern berbasis inovasi teknologi pangan.
Menurut Rektor Unmuh Barru, Andi Fiptar Abdi Alam, Festival Kuliner Ubi Kayu bukan hanya menjadi ruang ekspresi warga dan mahasiswa, tetapi juga sebagai langkah awal konkret dari inisiatif Agredista—program unggulan yang mengintegrasikan dunia akademik dengan sektor pertanian dan pariwisata lokal.
“Kami ingin menjadikan Unmuh Barru tidak hanya sebagai institusi pendidikan tinggi, tetapi sebagai penggerak utama pemberdayaan masyarakat. Agredista adalah wujud komitmen kami untuk membangun kampus yang berdampak nyata,” ujar Dr. Fiptar dalam sambutan resminya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Agredista akan fokus pada tiga pilar utama: agrowisata berbasis kearifan lokal, edukasi pertanian berkelanjutan, dan pengembangan produk olahan pertanian berbasis riset dan inovasi. Ubi kayu dipilih sebagai komoditas unggulan perdana karena potensi ekonominya yang besar namun belum tergarap maksimal.
“Harapannya, proyek ini mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, serta memperkuat identitas dan ekonomi lokal Barru,” tambah Rektor.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Bagian Kerja Sama Unmuh Barru, Ismail Suardi Wekke, menegaskan bahwa Agredista menjadi bentuk nyata implementasi Program Kampus Berdampak—konsep strategis yang mendorong kolaborasi antara pengajaran, riset, dan pengabdian masyarakat.
“Melalui Agredista, setiap kegiatan akademik kami akan bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan potensi masyarakat. Ini bukan hanya riset, tetapi juga pembelajaran dan aksi nyata,” tegas Ismail.
Festival ini menjadi bukti bagaimana sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dapat melahirkan gerakan inovatif yang tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat kehadiran universitas sebagai agen perubahan sosial.
Dengan semangat Agredista, Unmuh Barru menegaskan posisinya sebagai salah satu kampus Muhammadiyah yang progresif, siap menjawab tantangan zaman melalui pendekatan holistik yang menyeimbangkan akademik, budaya lokal, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. []ic
Be the first to comment