
Komitmen Muhammadiyah untuk memperkuat daya saing global pendidikan tinggi kembali ditegaskan melalui kerja sama strategis dengan lembaga internasional. Dalam gelaran NSW International Education Summit 2025 yang berlangsung di Jakarta pada 21–22 Mei 2025, Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menjalin kemitraan dengan NEAS Australia, lembaga akreditasi independen yang berfokus pada mutu pengajaran Bahasa Inggris.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) diwakilkan oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Jamhari Makruf, dan CEO NEAS Australia, Adam Kilburn, di Grand Ballroom Hotel Grand Hyatt Jakarta. Kolaborasi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Inggris di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang kini berjumlah lebih dari 160 kampus di seluruh Indonesia.
Acara penandatanganan ini turut disaksikan oleh sejumlah tokoh dari kedua negara yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan pendidikan tinggi. Hadir dalam kesempatan tersebut, Jamhari Makruf, Ketua Dewan Penasihat PPIM UIN Jakarta yang juga mewakili Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, serta Pratama Ahdi, Ketua Asosiasi Pusat Bahasa PTMA sekaligus Kepala Language Training Center Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dari pihak Australia, hadir Gita Nasution sebagai perwakilan NEAS Australia, Yonathan Wijaya selaku Trade and Investment Director dari Investment NSW, serta Toshi Kawaguchi, Director International Education & StudyNSW, yang menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap kemitraan ini.
“Kami senang menyaksikan kolaborasi antara NEAS Australia dan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Ini adalah langkah penting untuk membangun kerja sama pendidikan yang berkelanjutan antara Australia dan Indonesia,” ujar Kawaguchi.
Ia menambahkan bahwa kemitraan ini bukan hanya akan berdampak pada peningkatan standar pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia, tetapi juga akan memperkuat jejaring kelembagaan antar kedua negara.
MoU ini memuat berbagai inisiatif strategis, mulai dari pelatihan profesional bagi dosen dan tenaga pengajar Bahasa Inggris, pengembangan kurikulum berbasis standar internasional, hingga implementasi proyek percontohan dengan pendekatan NEAS Quality Assurance. Kolaborasi juga mencakup pertukaran sumber daya, penguatan kapasitas lembaga pusat bahasa, dan dukungan konkret terhadap program internasionalisasi pendidikan tinggi Muhammadiyah.
Langkah ini sekaligus memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai pelopor pendidikan tinggi berbasis nilai, yang terus mendorong mutu akademik melalui jejaring global. Sementara bagi NEAS, kerja sama ini menjadi bagian dari perluasan peran strategis mereka di kawasan Asia Tenggara, khususnya dalam hal peningkatan mutu pengajaran Bahasa Inggris yang terstandar secara internasional. []ic
Be the first to comment