Warek UMY Gagas Riset “IndoCerCa” untuk Dorong Skrining Mandiri Kanker Serviks di Indonesia

Warek UMY Gagas Riset "IndoCerCa" untuk Dorong Skrining Mandiri Kanker Serviks di Indonesia
Warek UMY Gagas Riset "IndoCerCa" untuk Dorong Skrining Mandiri Kanker Serviks di Indonesia

Upaya penanggulangan kanker serviks di Indonesia mendapat angin segar melalui inovasi riset dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kanker leher rahim atau kanker serviks masih menjadi momok menakutkan bagi perempuan Indonesia. Data menyebutkan, jenis kanker ini menempati posisi kedua tertinggi dengan proporsi kasus baru mencapai 17,2% dari total kasus kanker di tanah air.

Namun, meski kanker serviks tergolong dapat dicegah melalui vaksinasi HPV dan deteksi dini, angka skrining nasional masih sangat rendah. Belum menyentuh 10% di sebagian besar kabupaten.

Menjawab kondisi tersebut, Supriyatiningsih Wakil Rektor UMY Bidang Riset, Inovasi, dan Hilirisasi, memimpin riset kolaboratif internasional bertajuk “IndoCerCa: Community Cervical Cancer Screening and Prevention in Indonesia”. Riset ini menggandeng sejumlah akademisi dari Jerman dan Indonesia, antara lain dari Medizinische Hochschule Hannover (MHH), Comprehensive Cancer Center Mecklenburg-Vorpommern (CCC-MV), serta Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Tujuan jangka panjang dari proyek ini adalah menciptakan strategi komunitas yang efektif secara klinis. Efisien secara biaya, serta mudah diterima oleh masyarakat untuk mengeliminasi kanker serviks di Indonesia,” jelas dr. Supriyatiningsih, pada Senin (2/6/2025).

Promosikan Deteksi Mandiri Berbasis HPV DNA

Salah satu inovasi utama dalam riset IndoCerCa adalah pendekatan skrining mandiri (self-sampling) berbasis HPV DNA. Metode ini berbeda dari skrining konvensional yang mengandalkan pemeriksaan visual menggunakan asam asetat (IVA). Dengan metode ini, alat skrining bisa digunakan di rumah oleh pasien, melalui dua metode: pengambilan sampel urin dan swab.

“Alat ini memungkinkan perempuan melakukan skrining secara mandiri. Kami mendistribusikan tiga jenis alat, yakni self FLOQSwabs, Viba brush, dan Colli-Pee, ke 21 puskesmas di Kulon Progo,” papar dr. Supriyatiningsih. Dari 21 puskesmas tersebut, sebanyak 2.056 perempuan telah mengikuti uji coba self sampling. Bila hasil skrining menunjukkan risiko tinggi, pasien langsung dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito untuk pemeriksaan lanjutan.

Hasil riset ini telah mendapat pengakuan nasional. Kementerian Kesehatan RI mengadopsi metode ini ke dalam program nasional bertajuk “Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030.” Riset IndoCerCa juga didanai oleh Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ), Jerman.

Tidak hanya itu, riset ini berhasil membawa dr. Supriyatiningsih masuk dalam nominasi GLOHRA Prize for Global Health Research, mewakili peneliti Indonesia bersama empat kandidat global lainnya. Penghargaan akan diumumkan pada 6 Juni 2025 mendatang di Berlin, Jerman. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*