Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) terus melakukan segala usaha untuk meningkatkan kualitas institusinya. Salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan Penguatan Penjaminan Mutu Pimpinan Perguruan Tinggi di Umri. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Gedung Rektorat Umri dan mulai dibuka pada Selasa (16/7/2024). Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendukung penuh kegiatan ini dengan hadirnya anggota Majelis Diktilitbang, Dr Budhi Akbar MSi yang turut serta menjadi pemateri.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh unsur pimpinan Umri, mulai dari Ketua Program Studi (Kaprodi) hingga Rektor Umri. Adapun kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini dari Selasa hingga Kamis (16-18/7/2024) menurut Kepala Pengembangan Pendidikan dan Kontrol Mutu (LP2KM) Umri, Risnal SKom MTI. “Tujuan pertama adalah untuk mempersiapkan diri dalam menjawab kriteria terkait visi, misi, dan tujuan Program Studi yang diturunkan kepada kurikulum serta menjawab kriteria kedua terkait mutu program studi. Dan di tahun 2025 ada 40 persen Prodi yang habis masa akreditasinya, tahun 2025 juga menjadi pencapaian target Akreditasi Perguruan Tinggi minimal Baik Sekali” kata Risnal.
Dengan besarnya target akreditasi tersebut, LP2KM serius melaksanakan kegiatan ini selama tiga hari ke depan. “Hari ini pesertanya dari struktural Fakultas, dua hari kedepan agenda penguatan bagi Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Unit Penjaminan Mutu (UPM) Umri yang ada di Fakultas dan Prodi masing-masing” tambah Risnal.
Mengingat pentingnya output kegiatan ini, Rektor Umri, Dr H Saidul Amin MA meminta seluruh pihak untuk mulai mengubah pandangan terkait peningkatan mutu. Menurutnya penjaminan mutu bukan sebatas sistemik, melainkan saling terkait layaknya ekosistem. “Penjaminan mutu seperti ekosistem, tidak ada satupun yang tidak terlibat. Penjaminan mutu harus utuh dan masing-masing memiliki timbal balik” katanya.
Saidul berharap peningkatan mutu ini harus diperhatikan oleh seluruh pihak yang terkait. Tugas besar ini menurutnya tidak hanya cukup dari pimpinan, tetapi juga muncul dari bawah. Selain itu, penjaminan mutu ini juga harus berlangsung memiliki satu keinginan yang sama dan semangatnya dilaksanakan hingga level akar rumput (grassroot). “SPMI dimulai dari pemetaan standar, kemudian ada pemetaan mutu, perencanaan, implementasi, dan terakhir evaluasi. Kalau semua tahapan ini dilakukan dengan sempurna, yakinlah akreditasi unggul bisa menjadi realita” pungkas Saidul. []cal
Be the first to comment