Oleh Dr. Hasbullah, M.Pd.I | Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu | Sekretaris Asosiasi Lembaga Al Islam Kemuhammadiyah 2025-2027
Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) memiliki peran besar dan strategis dalam mengembangkan pendidikan tinggi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Identitas keislaman PTMA bukan sekadar label dan sebutan, melainkan menjadi ruh dan jiwa yang menghidupi seluruh aktivitas akademik dan non akademik. Menjadi penting untuk meneguhkan identitas tersebut, hal ini menjadi penting agar PTMA tetap konsisten serta komitmen dalam menjalankan misi dakwah dan pendidikan yang berkemajuan.
AIK menjadi fondasi ideologis di PTMA yang keberadaannya mengintegrasikan nilai-nilai Islam secara universal ke dalam seluruh aspek tri dharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sinergi antara AIK, penelitian, dan pengabdian masyarakat akan menjadi kunci untuk menegakkan serta meneguhkan identitas keislaman dan kemuhammadiyahan di PTMA sekaligus menjawab tantangan zaman yang terus berkembang.
AIK sebagai Basis Penelitian dan Pengabdian
Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) dalam konteks penelitian, mendorong para akademisi PTMA untuk menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mengintegrasikan dan berorientasi pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan dan berdampak. Penelitian yang berlandaskan AIK, diharapkan mampu memberikan solusi yang relevan dan bermanfaat bagi umat dan masyarakat luas, sekaligus memperkuat karakter Islami civitas akademika.
Pengabdian masyarakat menjadi wahana nyata bagi PTMA untuk mengimplementasikan hasil penelitian dan nilai-nilai AIK secara langsung. Melalui pengabdian masyarakat, PTMA dapat meneguhkan perannya sebagai agen perubahan sosial yang membawa kemajuan sekaligus menjaga nilai-nilai moral dan spiritual Islam dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menekankan pentingnya jiwa Iqra’ dan berpikiran maju sebagai identitas mahasiswa PTMA. Iqra’ sebagai wahyu pertama mengandung pesan agar umat Islam menjadi khalifah yang membangun peradaban maju. Dengan demikian, mahasiswa PTMA diharapkan tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menginternalisasi nilai-nilai keislaman dalam setiap tindakan dan pemikiran mereka.
Islam sebagai dinul hadarah (agama peradaban) menuntut PTMA untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai agama. PTMA sebagai institusi pendidikan Islam yang berkemajuan harus mampu menjadi pelopor dalam menciptakan peradaban yang unggul dan berkeadilan.
Sinergi AIK, penelitian, dan pengabdian masyarakat juga memperkuat model dan penciri dari Kampus Islami di PTMA. Di mana kampus Islami merupakan lingkungan yang tidak hanya menerapkan keyakinan dan ritual keagamaan, tetapi juga mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kelembagaan, kebijakan, pembinaan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, serta lingkungan sosial dan spiritual.
Memerankan Lembaga AIK di PTMA
Lembaga Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) memiliki peran penting dan sentral dalam mengembangkan serta mengimplementasikan nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan. Mereka menjadi motor penggerak dalam memastikan bahwa seluruh civitas akademika memahami dan mengamalkan AIK dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kampus.
Lembaga AIK semestinya menjadi ruang untuk melakukan penguatan identitas keislaman PTMA, melalui sinergi ini juga menjadi wujud dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Lembaga AIK harus dapat menjadikan PTMA tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pembinaan moral, etika dan spiritual yang mampu memberikan pengaruh positif bagi masyarakat luas.
Pandangan Islam yang berkemajuan yang dianut oleh Muhammadiyah menuntut PTMA untuk tidak memisahkan ilmu agama dan ilmu umum, posisi lembaga AIK dapat berbicara banyak dalam hal ini. Sehingga, AIK di PTMA dilaksanakan dengan pendekatan holistik. Dari pendekatan ini memungkinkan PTMA menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial.
Melalui penelitian yang berorientasi nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan, PTMA dapat menghasilkan inovasi dan pengembangan kampus yang sesuai dengan kebutuhan umat dan perkembangan zaman. Sehingga menghasilkan penelitian yang tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Sedangkan pengabdian masyarakat yang terintegrasi dengan nilai-nilai AIK dan hasil penelitian menjadi sarana efektif untuk menyalurkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat. Hal ini memperkuat dan meluaskan peran PTMA sebagai institusi yang tidak hanya mencetak sarjana, tetapi juga agen perubahan sosial kemanusiaan yang Islami.
Penguatan Lembaga dan Tata Kelola AIK di PTMA
Sinergi ini juga mendorong terciptanya suasana akademik yang kondusif dan inklusif bagi pengembangan karakter Islami. Sehingga dari sini semua civitas akademika PTMA didorong untuk selalu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam interaksi sosial, etika kerja, dan tanggung jawab sosialnya. Selain itu, sinergi ini akan meningkatkan rasa memiliki terhadap Muhammadiyah dan meningkatkan tugas tanggung jawab sebagai umat manusia dalam pandangan Islam.
Selain itu, spirit kolaboratif perlu dihidupkan. Lembaga AIK di seluruh PTMA harus mampu untuk melakukan program yang berbasis keislaman dan kemuhammadiyahan serta memastikan semua kegiatan AIK dapat berjalan efektif dan merata. Sinergi ini juga membuka peluang bagi pertukaran pengalaman dan pengembangan kapasitas civitas akademika dalam bidang AIK, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Sebagai catatan bersama bahwa kebijakan dan tata kelola PTMA, harus mendukung penguatan AIK sebagai identitas keislaman yang melekat di setiap kampus-kampus yang dimiliki oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Harus juga dilakukan evaluasi dan pengembangan berkelanjutan terhadap program AIK, agar tetap relevan dengan dinamika sosial dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Mensinergikan AIK, penelitian, dan pengabdian masyarakat ini merupakan upaya untuk meneguhkan identitas keislaman di PTMA. Maka sinergi ini bukan hanya menjadi kebutuhan internal, tetapi juga menjadi kontribusi nyata bagi pembangunan peradaban Islam yang berkemajuan di Indonesia dan dunia. Maka pimpinan PTMA, harus menyadari keberadaan PTMA merupakan tempat usaha persyarikatan implementasi gerakan dakwah dan Islam.
Akhirnya, PTMA akan terus menjadi lembaga pendidikan tinggi yang maju, inovatif, berdampak dan berkarakter Islami, yang mampu mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan berkontribusi positif bagi masyarakat luas. []ic
Be the first to comment