Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat kiprah internasional. Pada Tahun Akademik 2025/2026, UMMAT resmi menerima 14 mahasiswa internasional yang datang dari empat negara, ada Sudan, Yaman, Ghana, dan Nigeria.
Kehadiran mereka bukan sekadar menambah jumlah mahasiswa baru, melainkan menjadi bagian penting dari visi UMMAT sebagai perguruan tinggi Islami yang unggul, inklusif, dan berdaya saing global.
Penerimaan mahasiswa internasional ditandai melalui partisipasi mereka dalam Masa Ta’aruf dan Pekan Ta’aruf (MAPETA) 2025, agenda tahunan penyambutan mahasiswa baru UMMAT. Bertempat di Lapangan Utama kampus pada Senin (1/9/2025), ribuan mahasiswa baru mengikuti kegiatan dengan penuh semangat.
Di antara barisan mahasiswa baru, terlihat para mahasiswa internasional berbaur, menyanyikan yel-yel kebersamaan, hingga menyimak materi pengenalan kampus. Nuansa kebersamaan ini menjadi simbol keterbukaan UMMAT terhadap keberagaman latar belakang budaya dan agama.
Dari Sudan, terdapat lima mahasiswa: Sara Magdi Abdelkareem Saeed dan Adam Ali Abakar Adam (Farmasi), Abbas Abdalaziz Abbas Abdalaal serta Ahmedeltigani Mohamed Eltigani Hamad (Teknik Sipil), serta Bhaaeldin Mohamed Edres Musa (Sistem dan Teknologi Informasi).
Sementara dari Yaman, empat mahasiswa bergabung di Program S1 Sistem dan Teknologi Informasi: Azzam Mohammed Radman Hatem, Abdulrahman Tawfik Ali Saif Al Shawafi, Amr Rashad Thabit Thabit Al Khateeb, dan Amr Nassar Abdo Ali Eissa.
Ghana mengirim empat mahasiswa non-Muslim, yakni Immanuel Nyarkoh dan Kelvin Nana Boadu (Pertambangan), Gloria Teye (Hukum), serta Patricia Amma Incoom Enchill (STI). Selain itu, satu mahasiswa asal Nigeria, Abdul Karim Muhamed Modu, juga resmi tercatat di Program Studi Teknik Sipil.
Inklusivitas Jadi Identitas UMMAT
Kehadiran mahasiswa non-Muslim dari Ghana menegaskan inklusivitas UMMAT. Kepala Kantor Urusan Internasional dan Kerja Sama (KUIK) UMMAT, Asbah, M.Hum., menegaskan bahwa penerimaan mahasiswa asing merupakan bagian dari strategi Muhammadiyah dalam menduniakan dakwah Islam berkemajuan.
“Mahasiswa asing ini bukan sekadar pelajar, melainkan duta Muhammadiyah, Lombok, NTB, dan Indonesia. Kehadiran mereka adalah bukti kepercayaan diri UMMAT dalam menampilkan pendidikan terbaik. Kami ingin mereka sukses, lalu kembali ke negaranya membawa nilai, budaya, dan kearifan Indonesia,” jelas Asbah.
Ia menambahkan, terbukanya UMMAT bagi mahasiswa non-Muslim adalah bukti nyata wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin.
Rektor UMMAT, Drs. Abdul Wahab, M.A., menyampaikan rasa bangga dan syukur. Baginya, kehadiran mahasiswa dari empat negara ini sejalan dengan visi UMMAT sebagai kampus berdaya saing global.
“Kami menyambut mereka dengan penuh kehangatan. Mereka bukan hanya mahasiswa, tapi juga keluarga besar UMMAT. Harapannya, pengalaman di sini dapat membentuk pribadi yang unggul sekaligus membawa nilai-nilai Muhammadiyah ke negara masing-masing,” ujarnya.
Sara Magdi Abdelkareem Saeed, mahasiswa asal Sudan, mengaku terkesan dengan sambutan yang ia terima.
“Saya merasa seperti keluarga sejak hari pertama. Saya yakin belajar di sini akan memberi banyak ilmu, teman baru, dan pengalaman mengenal budaya Indonesia,” ungkapnya.
Dengan penerimaan mahasiswa internasional, UMMAT semakin meneguhkan perannya dalam mendukung agenda internasionalisasi Muhammadiyah. Program ini bukan sekadar memperbesar jumlah mahasiswa asing, tetapi juga memperkuat posisi UMMAT sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan dakwah Islam berkemajuan.
Sejalan dengan spirit KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah berkomitmen menghadirkan pendidikan Islam modern yang terbuka bagi siapa saja. Kini, dunia tidak hanya didatangi Muhammadiyah, melainkan turut datang sendiri untuk belajar dan berkolaborasi.
Be the first to comment