Abdul Samiu Abbas merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berasal dari Ghana, Afrika Barat mengaku memiliki perasaan yang berbeda saat berpuasa di Indonesia. Dia dapat menjalani ibadah puasa dengan nyaman, khususnya di Malang yang jarang merasakan haus.
Abbas merasakan hal yang berbeda jika berpuasa di negara asalnya yang panasnya begitu terik. Dia mengatakan bahwa dirinya begitu mudah menjalankan ibadah puasa di Malang yang cuacanya sejuk berbeda dengan tempatnya asalnya.
“Malang sangat dingin berbeda dengan di Ghana. Di Indonesia ada berbeda cuaca di Surakarta atau Jakarta, atau Malang. Tapi puasa di Malang good for me,” tutur Abbas yang mulai fasih berbahasa Indonesia.
Ramadan kali ini merupakan puasa pertama kali yang Abbas lakukan di Indonesia. Dengan ditambah cuaca yang sejuk di Malang menjadikannya merasa betah dan jarang merasakan kehausan sejak puasa hari pertama. Selain itu, tradisi yang dia kerjakan selama Bulan Ramadan di Indonesia tidak begitu berbeda dengan di Ghana. Seperti tadarus Al Qur’an, termasuk juga berbuka bersama di masjid.
Namun demikian, dia tetap merasa rindu untuk menjalankan puasa Ramadan di Ghana, sebab bisa bersama-sama dengan orang tua. Khususnya saat berbuka puasa bersama dengan keluarga. Abbas juga menceritakan kegiatan Ramadan di Ghana. Masyarakat muslim Ghana mengisi semarak Ramadan dengan menghias masjid-masjid, jalanan, pertokoan, sekolahan, sampai di rumah-rumah keluarga muslim. Hiasan atau dekorasi biasanya menggunakan kain yang berwarna-warni.
Selain itu juga ada beberapa minuman khas yang hanya ada saat Bulan Ramadan di Ghana, seperti minuman dengan bahan dasar jahe yang dicampur dengan gula pasir yang dihidangkan dalam keadaan dingin.
“Ketika sahur di Malang, saya selalu makan nasi, tapi di negara saya ada yang berbeda. Ada Fufu dan ada banyak,” katanya.
Saat di Ghana makanan pokoknya bukan nasi, tapi selama di Indonesia Abbas berusaha untuk menyesuaikan lidahnya karena setiap hari makannya hanya nasi. Tapi di Ghana juga ada bakso, dan itu juga Abbas temukan di Malang.
“Ada bakso di Ghana, saya sudah coba bakso di Malang, saya suka bakso sekali. Almost everyday I go buy bakso,” tutur Abbas.
Abbas juga tertarik dengan tradisi Ramadan di Indonesia yaitu membangunkan warga untuk sahur, dengan drum dan berbagai peralatan lain para anak muda berkeliling kampung membangun umat Islam untuk sahur. Bahkan, dirinya juga ikut bergabung dengan warga kampung sekitar kosnya untuk menabuh drum berkeliling kampung untuk membangunkan warga supaya sahur. []ic
Be the first to comment