Hari Sejuta Kiblat

Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat peringati hari sejuta kiblat di Masjid Cahaya Rohani, Kampus 1 UM Sumatera Barat Padang, Jalan Pasir Kandang, Senin (27/5). Kegiatan pengabdian terhadap masyarakat ini bertepatan dengan momen Rashdul Qiblah atau Istiwa’ A’zham ketika posisi matahari tepat di atas ka’bah yang jatuh, Senin (27/5/2024).

Dengan adanya momen ini, memungkinkan bagi masyarakat meluruskan kiblat, karena pada waktu yang telah diperhitungkan melalui ilmu falak, bayangan semua benda yang berdiri tegak lurus akan sejajar dengan arah kiblat. Peristiwa astronomi ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, umumnya pada tanggal 27-28 Mei dan 15-16 Juli, ketika deklinasi matahari sama dengan lintang geografis Kabah.

Di samping itu, hari sejuta kiblat bukanlah untuk mengubah arah kiblat, namun bertujuan menginformasikan kepada masyarakat bahwa masyarakat dapat mengukur arah kiblat dengan mudah pada tanggal tersebut. Momen ini bersifat konfirmatif sehingga jika sudah benar, akan menegaskan kebenaran arah kiblat. Jika belum benar atau ada keraguan, bisa menjadi kesempatan terbaik untuk memverifikasi arah kiblat

Dr Firdaus MHI selaku narasumber acara mengatakan, kiblat merupakan syarat sahnya shalat seseorang, apalagi jika shalat itu dilakukan secara berjemaah. Di tengah masyarakat sebutnya, ditemukan banyak kesalahan. Antara lain beliau pernah mengecek, dari 40 rumah warga hanya tiga kiblat yang benar. Kemudian dari 200 masjid hanya 30 yang benar, dari 7 hotel tidak satupun yang benar, dan dari tujuh lokasi kuburan tidak satupun yang benar.

Lebih miris sebut beliau, ada masjid yang sangat megah strategis di lingkungan pendidikan, namun ternyata tidak berkiblat ke baitullah. Bagaimana pula dengan lapangan untuk sholat Ied, beliau menduga kuat banyak pula yang salah. “Penyebab kesalahan ini ada yang berpendapat bahwa kiblat itu sesuai arah matahari terbenam. Matahari terbenam berpindah-pindah sementara Kakbah tidak kemana-mana. Ada pula pendapat kiblat itu ke Barat, kalau ini dijalankan, maka berkiblatlah orang ke Afrika. Ada yang menggunakan kompas yg ditempelkan di sajadah ternyata semua data angkanya salah dan ada pula berpaham sesuai niat di hati,” paparnya. Oleh karena itu sebut beliau, ada baiknya kesalahan berpendapat tentang arah kiblat tersebut diluruskan dengan yang benar melalui peringatan hari sejuta kiblat. Tampak hadir pada kegiatan tersebut civitas akademika UM Sumatera Barat, perwakilan Kantor Urusan Agama Kecamatan dan masyarakat setempat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*