Inkubasi Bisnis Borobudur: Bangun Jaringan Wirausaha Muda yang Visioner dan Kreatif

Pesona panorama Candi Borobudur (Image by moslem_alit0 from Pixabay)
Pesona panorama Candi Borobudur (Image by moslem_alit0 from Pixabay)

Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) berkolaborasi dengan Badan Otorita Borobudur (BOB) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan melaksanakan kegiatan Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi bagi para penggiat ekonomi kreatif.  tersebut. Rangkaian kegiatan di kawasan pariwisata ikonik akan diselenggarakan di Obyek Wisata Goa Kreo, Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang dan Kecamatan Tembalang, Kota Semarang selama tiga hari, pada Jumat-Ahad, 26-28 Juli 2024.

Sebelumnya, MCEBI telah memperluas kerja sama dengan Badan Otorita Borobudur (BOB) Kemenparekraf dalam mewujudkan jaringan inkubator wirausaha yang visioner. Wirausaha yang kreatif-produktif, dan menerapkan prinsip ekonomi Islam. Kunjungan kerja sama itu telah dilaksanakan pada 22 Mei 2024 dan 7 Juli 2024 di Lantai 3 Ruang Rapat Gedung Muhammadiyah Civilization Center Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Potensi Industri Kreatif Borobudur

Borobudur, bukan sekadar warisan budaya, tetapi magnet ekonomi kreatif yang menjanjikan. Candi megah ini menjadi rumah bagi ribuan individu kreatif yang bergerak di beragam bidang, mulai dari kerajinan tangan, seni pertunjukan, fesyen, kuliner, hingga teknologi digital. Badan Otorita Borobudur mencatat setidaknya ada 15 subsektor industri kreatif yang aktif di kawasan ini.

Kehadiran para penggiat industri kreatif ini terbukti memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Misalnya, para perajin gerabah di desa-desa sekitar Borobudur, yang telah turun-temurun mengolah tanah liat menjadi karya seni yang indah. Gerabah berhasil menjadi produk yang diminati pasar domestik maupun internasional. Sementara itu, sejumlah seniman batik kontemporer berhasil memadukan motif tradisional dengan desain modern, menciptakan karya-karya yang memukau dan bernilai tinggi.

Peran Mahasiswa sebagai Katalisator

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) turut hadir sebagai katalisator bagi para peserta, dengan mendelegasikan tujuh mahasiswa untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif di kawasan tersebut. Mereka adalah mahasiswa Fakultas Pertanian (FTan) Naswalika Sabila dan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Nasyalika Sabila yang memiliki produk Minuman Sehat dengan merek Canna Tjendol. Kemudian ada mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Alya Yulia membawa produk Makanan Ringan dengan merek Keripik Talas (original dan sambal matah) by @shrauk.shnack.

Sementara empat mahasiswa UMJ lainnya menjadi Tim Supporting Entrepreneurship Bootcamp MCEBI 2024. Di antaranya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Muhammad Gibran Akbar Pangestu, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) Dwi Nuraini, mahasiswa FIP Yasir Romadhon, dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Muhammad Fahmi Ashidiqqi. 

Sejak tahun 2023, para mahasiswa UMJ berhasil meraih prestasi dalam program studentpreneur Bootcamp MCEBI. Kehadiran mereka diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu membawa ekonomi kreatif Borobudur ke level yang lebih tinggi. Dengan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan jaringan, UMJ akan membantu para pelaku ekraf menciptakan produk dan layanan berdaya saing.

Peluang Industri Kreatif Borobudur

Dr Endang Rudiatin MSi dalam agenda The Weekly Brief With Sandi Uno, inkubasi bisnis (Foto UMJ)
Dr Endang Rudiatin MSi dalam agenda The Weekly Brief With Sandi Uno, inkubasi bisnis (Foto UMJ)

Dalam agenda “The Weekly Brief With Sandi Uno” yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Senin (15/7/2024). Dr Endang Rudiatin MSi dosen Prodi Magister Ilmu Administrasi FISIP UMJ menegaskan program inkubasi akan menghasilkan pelaku usaha yang kreatif, inovatif, dan beretika.

“Para pelaku ekraf nanti akan melakukan business matching dan bertemu dengan jejaring pengusaha seperti pengusaha hotel, serta pengusaha restoran,” ungkap Endang yang juga menjadi Ketua MCEBI.

Lebih lanjut, Bisma Jatnika selaku Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan Badan Otorita Borobudur (BOB) menjelaskan dari 17 pelaku ekraf dari desa wisata akan diseleksi menjadi 8 pelaku ekraf. 

Bisma memaparkan di Kabupaten Semarang ada 4 desa wisata, di Kota Semarang ada 2 desa wisata, dan dari Kabupaten Kendal ada 6 desa wisata. Sementara itu, dari Blora, Wonosobo, Batang, Temanggung, kemudian Jepara masing-masing ada 1 desa wisata.

“Semoga program ini bisa menjadi pemicu semangat pelaku ekraf di desa wisata lainnya. Mereka bersemangat untuk berkembang melalui kegiatan Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi,” harap Bisma

Hal senada juga disampaikan oleh Nia Niscaya, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf. Nia mengapresiasi atas inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang terjalin dalam pelaksanaan kegiatan ini.

“Inkubasi Bisnis Berbasis Kompetisi bagi pelaku ekraf di Kawasan Pariwisata Borobudur. Memperkuat Jejaring Desa Wisata (Jadesta) sebagai nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur,” ujar Nia.

Melihat peluang pengembangan industri kreatif Borobudur yang masih terbuka lebar. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen UMJ, MCEBI, dan BOB dalam memajukan sektor ini. Melalui sinergi antara akademisi, pemerintah, dan pelaku industri kreatif. Semoga tercipta ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di kawasan Borobudur. Para pelaku industri kreatif Borobudur dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian lokal dan nasional. []ron

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*