Ajang multicabang olahraga Tingkat internasional Olimpiade Paris 2024 baru saja dimulai. Indonesia turut serta mengirimkan perwakilan atlet-atlet dalam kompetisi ini. Rahmad Adi Mulyono, mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjadi salah satu atlet yang turut serta berangkat ke Paris, Prancis Sabtu (27/7/24) lalu via Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Adi menjadi bagian dari atlet panjat tebing Indonesia. Ia termasuk empat atlet yang mewakili Indonesia di ajang olimpiade bersama dengan Veddriq Leonardo di kategori putra serta Rajiah Salsabillah dan Desak Made Rita Kusuma Dewi di kategori putri.
Adi menambahkan bahwa ia telah melakukan persiapan secara maksimal guna menghadapi perlombaan. Ia juga berharap bisa tampil fokus selama perlombaan berlangsung. Adi juga memohon doa restu kepada segenap masyarakat Indonesia agar dapat meraih medali. “Kami telah berlatih dengan keras dan telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, sehingga kami optimis bisa meraih medali emas untuk Indonesia. Mohon doanya semoga bisa pulang membawa pulang medali emas dari kategori speed” pinta Adi.
Sementara itu, Sukadiono selaku Rektor UM Surabaya merasa bangga atas pencapaian mahasiswanya tersebut. “Tentu ini menjadi prestasi yang membanggakan, karena Mas Adi menandai momen bersejarah turut serta dalam ajang panjat tebing nomor speed yang pertama kali dipertandingkan di Olimpiade dan Indonesia turut serta mengisi secara penuh nomor tersebut” jelas pria yang akrab disapa Suko ini.
Ia menegaskan universitas tidak henti-hentinya memberikan dukungan bagi mahasiswa yang berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Saya yakin dan optimis mas Adi akan memberikan yang terbaik bagi Indonesia dan dapat membawa pulang medali emas di Olimpiade tahun ini” tegas Suko.
Suko menambahkan Adi kini tengah menjadi mahasiswa semester akhir di UM Surabaya, bahkan akan melangsungkan wisuda Agustus mendatang. “Semoga nanti di akhir Agustus tidak ada halangan sehingga bisa mengikuti wisuda” kata Suko.
Suko juga mengapresiasi Adi yang berjuluk Spiderman Jatim tersebut, karena mampu menyelesaikan kuliah tepat waktu di tengah kesibukannya sebagai atlet. “Kami ada kebijakan dan kurikulum khusus untuk atlet. Mereka tidak diwajibkan menulis skripsi, namun bisa menggunakan banyak metode. Salah satunya menulis biografi seperti yang dilakukan Mas Adi” tutupnya. []cal
Be the first to comment