Mahasiswa Unismuh Makassar Juara 3 Masjidpreneur 2025: Bukti Sinergi Kampus dan Masjid

Mahasiswa Unismuh Makassar Juara 3 Masjidpreneur 2025: Bukti Sinergi Kampus dan Masjid
Abdillah Khofial Luthfi (Prodi Pendidikan Matematika) dan Sabriani (Prodi Ilmu Komunikasi) meraih Juara 3 Masjidpreneur Competition 2025

Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mengharumkan nama kampus sekaligus membuktikan peran strategis masjid dalam pemberdayaan ekonomi umat. Mereka adalah Abdillah Khofial Luthfi (Prodi Pendidikan Matematika) dan Sabriani (Prodi Ilmu Komunikasi) yang berhasil meraih Juara 3 Masjidpreneur Competition 2025 yang digelar oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Makassar.

Keduanya mewakili Remaja Masjid Idaaratul Auqaaf dengan proposal bisnis inovatif yang disusun berbasis Business Model Canvas (BMC) dan analisis SWOT. Ide kreatif tersebut dinilai layak mendapat dukungan berupa pendanaan Rp10 juta dari Pemkot Makassar.

Masjidpreneur Competition 2025 bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi wadah inkubasi bisnis halal bagi remaja masjid. Rangkaian acara diawali dengan Pelatihan Remaja Masjid pada 11-15 Agustus di Masjid Raya Makassar. Peserta dari berbagai masjid mendapat materi kepemimpinan, pengelolaan masjid, literasi bisnis, hingga pemasaran digital.

Setelah melalui pelatihan intensif, 10 tim terbaik melaju ke babak final. Pada 4 September, mereka mempresentasikan proposal bisnis di hadapan dewan juri, lalu mengikuti Masjidpreneur Expo pada 6 September untuk memamerkan karya mereka kepada masyarakat.

Puncak acara semakin semarak dengan Tabligh Akbar dan pengumuman pemenang, yang turut menghadirkan tokoh nasional: Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta dan Ketua Takmir Masjid Al-Falah Sragen. Keduanya menegaskan kembali peran masjid sebagai pusat peradaban dan motor pemberdayaan ekonomi umat.

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat peradaban yang menebar kesejahteraan,” tegas Ki Kusnadi Ikhwani, Ketua Takmir Masjid Al-Falah Sragen.

Keberhasilan Abdillah dan Sabriani mencerminkan kolaborasi unik antara dunia akademik dan aktivitas masjid. Dari masjid, mereka belajar nilai keikhlasan dan pengabdian. Dari kampus, mereka memperoleh pengetahuan manajerial dan strategi bisnis. Perpaduan keduanya melahirkan gagasan usaha yang solutif sekaligus bernilai sosial.

“Alhamdulillah, kegiatan pelatihan dan kompetisi ini membuka pemikiran kami tentang upaya memakmurkan masjid melalui ide bisnis yang mendapat dukungan pemerintah,” ujar Abdillah.

Apresiasi juga mengalir kepada Pemkot Makassar yang menghadirkan program visioner ini. Masjidpreneur Competition dinilai menjadi langkah strategis menjadikan masjid sebagai ruang inovasi sosial dan inkubator bisnis halal bagi generasi muda.

Sinergi antara kampus dan masjid membuka jalan lahirnya wirausaha muda yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*