Pengajian Kamisan #6 Majelis Diktilitbang PPM: Implementasi Politik Nilai dalam Tradisi Politik di Indonesia

Pengajian Kamisan #6 Majelis Diktilitbang PPM: Implementasi Politik Nilai dalam Tradisi Politik di Indonesia
Pengajian Kamisan #6 Majelis Diktilitbang PPM: Implementasi Politik Nilai dalam Tradisi Politik di Indonesia

Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyelenggarakan Pengajian Kamisan #6 pada Kamis, (22/2). Pengajian kali ini bertemakan “Implementasi Politik Nilai dalam Tradisi Politik di Indonesia” yang dipandu oleh Moh Mudzakkir PhD, Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang PPM, sebagai moderator. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Prof Dr Ma’mun Murad MSi, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta periode 2021-2025.

Prof Ma’mun membuka dengan penyampaian al-Qur’an surat al-Fajr ayat 15-16. Dalam ayat ini menjelaskan mengenai mentalitas manusia yang dilandasi dengan nilai. Mentalitas yang pertama ketika Allah Swt memberikan ujian kepada manusia dengan cara memuliakan. Baik itu dari segi rezeki, kesehatan, keluarga, dsb. Maka manusia akan mengatakan Allah Swt telah memuliakan dirinya. Mentalitas kedua menjelaskan hal yang sebaliknya, ketika Allah Swt memberikan ujian kepada manusia dengan membatasi, misal dari segi rezeki, kesehatan, keluarga, dsb. Maka manusia akan mengatakan Allah Swt telah menghina dirinya.

Prof Ma’mun melanjutkan dengan membacakan al-Qur’an surat fatir ayat 32. Menurutnya ayat tersebut membicarakan tentang bagaimana positioning manusia bisa dinilai. Dalam ayat tersebut menjelaskan ada tiga posisi manusia. Pertama Dzalimun Linafsih, yaitu orang yang lebih banyak berbuat buruk dibanding berbuat baik. Kedua Muqtashid, yaitu perbuatan baik dan buruk yang dilakukan sama banyaknya. Ketiga Saabiqun bi Khairat, yaitu orang yang lebih banyak berbuat baiknya dibandingkan berbuat buruk. “Dengan melihat ayat ini, kita bisa menilai ada diposisi manakah diri kita, apakah berada berada pada nilai yang dominan baik, buruk, atau pada posisi tengah-tengah?”, paparnya.

“Ada banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang nilai dalam kehidupan. Begitupun jika dikaitkan pada ranah politik. Politik nilai merupakan salah satu model dari cara berpolitik yang dilandasi oleh nilai-nilai positif yang sifatnya konstruktif. Jika kita cermati mengenai politik nilai, di dalam al-Qur’an sendiri telah banyak dijelaskan”, lanjut Prof Ma’mun.

Dalam realitas politik Indonesia, seringkali terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh kebanyakan orang yang jauh dari kata politik nilai. “Dalam kehidupan politik maupun non politik apapun yang kita lakukan harus dilandasi dengan nilai, sehingga apa yang seharusnya dan apa yang senyatanya harus saling berkesinambungan”, ujarnya.

Prof Ma’mun pun menyampaikan perlu adanya refleksi dalam melihat realitas politik Indonesia saat ini. Apakah politik nilai yang kita bawa itu sudah benar-benar diimplementasikan atau bahkan belum sama sekali. “Jika kita melihat 10 tahun terakhir, politik nilai kita semakin jauh, oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk menciptakan tradisi politik kenegaraan yang baik di Indonesia”

Prof Ma’mun mengajak mengingat kembali jasa founding father negara Indonesia yang telah berjuang dalam membangun bangsa, para founding yang mengedepankan nilai-nilai kebermanfaatan dan persatuan. “Berkat kepemimpinan para pendiri bangsa, mereka berhasil membangun negara menjadi negara yang demokratis, salah satunya yang sampai saat ini harus kita jaga, Pancasila”, ujar Prof Ma’mun. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*