Universitas Ahmad Dahlan (UAD) baru saja meresmikan Pusat Studi Keluarga Sakinah. UAD berkomitmen menjawab berbagai tantangan sosial dan kesehatan keluarga di era modern. Acara peresmian diselenggarakan pada Senin (13/10/2025) di Ruang Audiovisual Museum Muhammadiyah, Yogyakarta, sekaligus dirangkaikan dengan Seminar Internasional bertema “From Home to Global Health: Strengthening Keluarga Sakinah through Tobacco Control as a Gateway to Family-centered One Health.”
Kegiatan ini menjadi langkah strategis bagi UAD dalam memperluas kontribusi riset dan pengabdian masyarakat yang menekankan keseimbangan antara kesehatan fisik, psikis, dan lingkungan, berakar pada nilai-nilai keislaman.
Kepala Pusat Studi Keluarga Sakinah UAD, Dessy Pranungsari, menuturkan bahwa pusat studi ini diinisiasi sebagai wadah akademik sekaligus ruang kolaboratif dan advokasi bagi masyarakat.
“Pusat Studi Keluarga Sakinah UAD hadir bukan sekadar lembaga penelitian, tetapi gerakan transformasi sosial. Kami ingin menjembatani nilai keislaman, temuan ilmiah, dan kebutuhan nyata masyarakat. Perubahan besar dimulai dari rumah yang kokoh, bebas dari adiksi dan penyakit, dan berlandaskan nilai sakinah, mawaddah, dan rahmah,” jelasnya.
Peresmian dilakukan secara simbolis oleh Rektor UAD Muchlas, disaksikan oleh lebih dari 100 peserta, baik secara luring maupun daring. Hadir pula perwakilan dari Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), DP3AP2KB DIY, serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat (NGO) yang fokus pada isu keluarga dan kesehatan.
Dalam seminar internasional yang menyertai peluncuran, hadir para akademisi lintas disiplin dari dalam dan luar negeri. Endang Handzel dari Emory University, Amerika Serikat, membuka diskusi dengan topik “One Health: From Theory to Household Practice.” Ia menekankan pentingnya keterpaduan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam menciptakan kesejahteraan keluarga.
Sementara itu, Nurul Kodriati, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD sekaligus anggota pusat studi, membawakan materi “From Tobacco Control to Family Health Promotion.” Ia menggarisbawahi bahwa isu pengendalian tembakau perlu dipandang sebagai bagian integral dari promosi kesehatan keluarga.
“Banyak masalah keluarga berawal dari perilaku tidak sehat, termasuk kebiasaan merokok yang masih dominan di kalangan laki-laki. Untuk mewujudkan keluarga sakinah, peran laki-laki harus dihadirkan dalam proses perubahan perilaku,” ujarnya.
Adapun Dody Hartanto, dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD, menyoroti aspek kultural dalam membangun keluarga sakinah melalui paparan bertajuk “Cultural Model for Health Families.” Ia menekankan pentingnya peran ayah sebagai imam keluarga yang menjadi teladan dalam pengasuhan dan keteladanan moral.
Perwakilan DP3AP2KB DIY menyambut positif inisiatif ini, menyebutnya sebagai bentuk sinergi antara dunia akademik dan pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan keluarga. “Kami melihat Pusat Studi Keluarga Sakinah UAD sebagai mitra strategis yang mampu memberi arah baru bagi kebijakan berbasis keluarga di DIY,” ungkap salah satu perwakilan lembaga tersebut.
Dengan semangat From Home to Global Health, UAD ingin menegaskan bahwa ketahanan keluarga adalah fondasi pembangunan bangsa. Melalui pusat studi ini, universitas berharap dapat melahirkan penelitian dan program pengabdian yang berdampak langsung bagi masyarakat, sekaligus memperkuat cita-cita Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Gerakan keluarga sakinah ini sejalan dengan dakwah kemanusiaan Muhammadiyah. Bahwa perubahan besar bermula dari rumah yang sehat, harmonis, dan berkeadaban,” tutup Dessy Pranungsari.
Be the first to comment