IAI Muhammadiyah Bima Resmi Merger ke Universitas Muhammadiyah Bima

Resmi ; IAI Muhammadiyah Bima Merger Ke Universitas Muhammadiyah Bima
Resmi ; IAI Muhammadiyah Bima Merger Ke Universitas Muhammadiyah Bima

Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Bima, resmi menjadi Fakultas Agama Islam (FAI) pada Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) sesuai dengan SK Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 966 Tahun 2023, Jum’at (08/12/ 2023).

Penggabungan IAI Muhammadiyah Bima menjadi Fakultas Agama  Islam pada Universitas Muhammadiyah Bima dengan 6 Program Studi Sarjana  terdiri dari Program Studi Ekonomi Syariah, Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakshiyyah), Pendidikan Agama Islam,  Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasah  Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dan Satu Program Magister Pendidikan Agama Islam.

Dalam sejarahnya, perjalanan panjang IAI Muhammadiyah Bima  berawal dari usaha yang telah lama dilakukan oleh para pimpinan Muhammadiyah Bima, pada 12 Januari 1968 didirikan Universitas Muhammadiyah Bima (UMB) dengan dibukanya fakultas Agama jurusan Dakwah dan  pada tahun 1975 dibuka fakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama, serta Fakultas Hukum. Untuk mengefisiensi dan efektifitas kerja serta tuntutan pemenuhan akreditasi, maka Universitas Muhammadiyah Bima (UMB) hanya berlangsung sekitar 6 tahun, yang selanjutnya berubah menjadi Institut Agama Islam Muhamadiyah Bima, yang mengelola dua fakultas yaitu fakultas Tarbiyah dan fakultas Ushuluddin. Sedangkan fakultas Hukum dari UMB kemudian berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bima yang mengalami perubahan bentuk Menjadi Universitas Muhammadiyah Bima berdasarkan keputusan Kemendikbudristekdikti RI. No. 144/E/0/2022 pada tanggal 11 Maret 2022.

Perkembangan selanjutnya IAIM berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Bima, yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan dari Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1995 tentang perubahan bentuk dari Institut menjadi Sekolah Tinggi yang mengelola dua jurusan, yaitu Tarbiyah dan Ushuluddin. Untuk jurusan Tarbiyah sejak tahun 2001 telah dibuka program studi Diploma Dua (D-2) PGSD/MI berdasarkan SK Kopertais No. 408/SK/KOP.IV/2001. Kemudian D-2 PGTK/RA tahun 2002 berdasarkan SK No. 504/SK/KOP.IV/2002 dan D-2 PGPAI pada tahun 2003 berdasarkan SK No. 358/SK/KOP-IV/2003.

STAI Muhammadiyah Bima sejak 2006 hingga 2010 menyelenggarakan satu jurusan, yaitu jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Pada tahun 2011 mendapatkan ijin operasional membuka program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Pada tahun 2014 kembali dipercaya untuk membuka dua program studi yaitu Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) dan Ekonomi Syariah.

Upaya perubahan status dari STAI menjadi IAI Muhammadiyah Bima digarap selama 6 bulan atas kerja keras Tim Alih Status dan mendapatkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2974 tahun 2015 tentang perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) menjadi Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Bima sejak tanggal 22 Mei 2015. Bersamaan dengan adanya SK Perubahan Status, IAI Muhammadiyah Bima menyelenggarakan tiga fakultas, yaitu fakultas Tarbiyah dengan program studi PAI, PBA, PGRA, PGMI. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan program studi Ekonomi Syariah. Fakultas Syariah dengan program studi Hukum Keluarga (Al-Ahwal al-Syakhsyiah) yang mendapatkan ijin operasional sejak September 2015.

Dengan penggabungan dari  kampus milik persyarikatan Muhammadiyah di Wilayah Kota Bima tentu menjadi episentrum kemajuan Muhammadiyah lewat amal usaha di Bidang Pendidkan  wilayah Nusa Tenggara Barat.

Rektor IAI Muhammadiyah Bima, Hendra, M.Si berharap dengan  penggabungan IAI Muhammadiyah Bima menjadi Fakultas Agama Islam pada Universitas Muhammadiyah Bima kedepanya dapat menjadi kampus yang islami dan mengedepankan moralitas dan intelektualitas. “Kedepanya dengan Penggabungan ini, Universitas Muhammadiyah Bima dapat menjadi  bagian yang mencerahkan ummat, membangun negeri yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur,” tandas Hendra M.Si.

Selain itu, Rektor Universitas Muhammadiyah Bima Assoc. Prof. Dr. Ridwan, S.H., M.H menyampaikan dengan Penyatuan IAI Muhammadiyah Bima ke Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima),  membangkitkan kembali sejarah panjang pendidikan di Bima NTB. Sejak tahun 1968 ide besar dari para pendiri Muhammadiyah Bima yang menghadirkan Universitas Muhammadiyah Bima (UMB) kini telah tercapai.

“Diharapkan dengan penyatuan ini, Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) akan terus berkembang dan mampu setara dengan Universitas Negeri dimana lulusannya mampu bersaing, dan kami yakin UM Bima dapat menjawab tuntunan jaman dan tetap menjaga nilai-nilai perjuangan para pendahulu dengan mewujudkan kampus UM Bima menjadi kampus Unggul, Humanitas dan Religiusitas,” papar Rektor.

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*