Universitas Ahmad Dahlan (UAD), sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang unggul, kembali meneguhkan kiprahnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Pada Sabtu (30/8), UAD baru saja mengukuhkan empat guru besar baru melalui Sidang Terbuka Senat di Amphitarium Kampus IV UAD.
Mereka adalah Prof. Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes. dalam bidang pengelolaan sampah dan manajemen lingkungan; Prof. Elli Nur Hayati, M.PH., Ph.D., Psikolog. di bidang psikologi komunitas kelompok rentan; Prof. Dr. apt. Nining Sugihartini, M.Si. dalam bidang teknologi formulasi obat dan kosmetika; serta Prof. Dr. Dody Hartanto, M.Pd. di bidang bimbingan dan konseling keluarga.
Sidang terbuka dibuka oleh Ketua Senat UAD, Prof. Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T., yang menekankan relevansi bidang para guru besar baru dengan kebutuhan masyarakat. “Sebagian besar berhubungan dengan kesehatan, baik fisik, psikologis, keluarga, maupun lingkungan,” ujarnya.
Pidato pengukuhan keempat guru besar menyoroti isu-isu aktual: dari strategi ilmiah pengelolaan sampah di Yogyakarta, transformasi psikologi dari individual ke komunitas, pemanfaatan minyak atsiri bunga cengkeh sebagai antiinflamasi, hingga paradigma baru konseling keluarga dan remaja di tengah masalah kesehatan mental.
Rektor UAD, Prof. Dr. Muchlas, M.T., menyampaikan bahwa pengukuhan ini menegaskan peran guru besar sebagai penjaga marwah akademik. “Kami berharap para profesor melahirkan karya spektakuler, menjadi rujukan, serta berkontribusi pada pengembangan program studi S3 yang relevan,” kata Muchlas.
Ia menambahkan, dengan tambahan empat guru besar ini, UAD kini memiliki 57 guru besar, 42 di antaranya lahir dari internal kampus. Jumlah ini menegaskan posisi UAD sebagai salah satu PTMA dengan produktivitas akademik tertinggi di Indonesia.
Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., memberikan apresiasi atas capaian ini, seraya menekankan pentingnya peningkatan kualitas dosen melalui program nolisasi.
Sementara itu, Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D., Ak., CA., CPA., Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, mengingatkan bahwa guru besar di lingkungan PTMA tidak cukup berhenti pada gelar akademik. “Guru besar harus aktif dalam riset strategis, termasuk melalui program hibah risetMU yang kini tengah digalakkan,” ujarnya.
Prosesi pengukuhan berlangsung khidmat, ditutup dengan doa oleh Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum., Kepala LPSI UAD. Para tamu undangan kemudian memberikan ucapan selamat kepada keempat profesor.
Pengukuhan ini menegaskan komitmen UAD, sekaligus Muhammadiyah sebagai gerakan pendidikan, untuk terus memperkuat tradisi akademik. Lewat riset unggulan, publikasi, dan kontribusi nyata, UAD menargetkan hadir sebagai pusat keilmuan yang memberi dampak luas bagi masyarakat Indonesia dan dunia.
Be the first to comment