Unismuh Makassar Jadi Tuan Rumah Rakornas Ma’had PTMA: Teguhkan Kaderisasi, Pendidikan, dan Dakwah

Unismuh Makassar Jadi Tuan Rumah Rakornas Ma’had PTMA: Teguhkan Kaderisasi, Pendidikan, dan Dakwah
Unismuh Makassar Jadi Tuan Rumah Rakornas Ma’had PTMA: Teguhkan Kaderisasi, Pendidikan, dan Dakwah

Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dipercaya menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ma’had Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang digelar pada 18-20 September 2025. Acara ini menjadi forum strategis untuk memperkuat peran Ma’had dalam bidang pendidikan, dakwah, dan kemanusiaan.

Rakornas yang berlangsung di Aula Teater I GIFt, Lantai 2 Gedung Iqra, dibuka secara resmi oleh Prof. Ahmad Muttaqin, Sekretaris Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hadir pula Rektor Unismuh Makassar, Abdul Rahim Nanda, Ketua Komite Pengawas Ma’had PTMA Abd Basith, serta pendiri Asia Muslim Charity Foundation (AMCF), Syekh Dr. Mohd. MT Khoory.

Abd Basith menegaskan Rakornas perdana ini bukan sekadar ajang silaturahmi, melainkan ruang evaluasi dan perumusan strategi bersama.

“Rakornas ini ibarat momen tepat setelah bubur dingin. Pemilihan Makassar sebagai tuan rumah sangat tepat karena Ma’had Al-Birr Unismuh adalah pionir dan kini menjadi model nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unismuh menegaskan bahwa Ma’had Al-Birr yang berdiri sejak 1996 telah menjadi bagian integral kampus. Kurikulum yang terintegrasi dengan Prodi Bahasa Arab melahirkan alumni yang kini berkiprah di level nasional hingga internasional.

“Ma’had Al-Birr menjadi rujukan nasional, bahkan kami memberi beasiswa penuh bagi penghafal Al-Qur’an sebagai wujud komitmen kaderisasi ulama berkemajuan,” kata Abdul Rahim Nanda.

Dalam kesempatan itu, Syekh Khoory menyoroti pentingnya penguasaan bahasa Arab bagi kader Muhammadiyah. Ia menilai, mahasiswa prodi Bahasa Arab harus benar-benar menguasai bahasa tersebut, bukan sekadar formalitas akademik.

“Bahasa Arab bukan hanya bahasa saya, tapi bahasa Al-Qur’an dan seluruh umat Islam,” tegasnya.

Muhammadiyah dan Tantangan Regenerasi

Prof. Ahmad Muttaqin mengingatkan, organisasi besar tidak akan berhasil tanpa kaderisasi yang kuat. Dengan 163 PTMA, lebih dari 56 Ma’had, serta 400 pesantren Muhammadiyah, keberadaan Ma’had menjadi pilar penting regenerasi ulama, intelektual, dan pemimpin masa depan.

“Alumni Ma’had sudah berkiprah di berbagai bidang. Tidak mustahil suatu saat mereka menjadi menteri bahkan presiden,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik. Dengan sekitar 40 juta warga Muhammadiyah dan penerima manfaat kegiatan yang mencapai 200 juta orang, Muhammadiyah dituntut untuk terus menjaga integritas dan memperkuat kolaborasi dengan mitra strategis seperti AMCF.

Selama tiga hari, para peserta yang mewakili 22 Ma’had dari seluruh Indonesia mengikuti diskusi panel dan FGD. Forum ini menghasilkan sejumlah rekomendasi praktis yang akan diserahkan ke Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah sebagai pedoman nasional pengembangan Ma’had.

Selain pembahasan akademik, panitia juga mengajak peserta mengenal ikon Kota Makassar seperti Pantai Losari dan Masjid 99 Kubah, sebagai bagian dari penguatan jejaring dan kebersamaan.

Rakornas Ma’had PTMA di Unismuh Makassar menegaskan tiga ranah utama: pendidikan, dakwah, dan kemanusiaan. Dengan penguatan tata kelola, bahasa Arab, kaderisasi ulama, serta sinergi dengan berbagai mitra, Ma’had PTMA diharapkan mampu melahirkan generasi berkemajuan yang menjawab tantangan zaman.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*