Dunia pendidikan tinggi di Papua Barat menorehkan babak baru. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Manokwari resmi bertransformasi menjadi Universitas Muhammadiyah Papua Barat (UMPB).
Perubahan kelembagaan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 560/B/0/2025 pada 15 Juli 2025, dan dilaunching secara resmi pada Sabtu (23/8/2025) oleh Prof. Fauzan selaku Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi.
Transformasi ini tidak hanya sekadar pergantian nama. Ia merupakan simbol hadirnya komitmen baru Muhammadiyah dalam memperluas akses pendidikan tinggi di kawasan timur Indonesia, khususnya di tanah Papua.
Perjalanan menuju universitas dimulai sejak Agustus 2024, ketika Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengajukan usulan perubahan bentuk kelembagaan kepada Kementerian. Proses tersebut didukung oleh rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV.
Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof. Ahmad Muttaqin, menyebut capaian ini sebagai buah kerja kolektif.
“UM Papua Barat wujud nyata keseriusan Muhammadiyah untuk terus mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya membangun pusat keunggulan pendidikan tinggi di wilayah Timur Indonesia, terutama di Papua Barat,” ujarnya pada Kamis (17/7) lalu.
Sementara itu, Rektor UMPB, Hawa Hasan, S.Sos., M.Pd., menegaskan bahwa status universitas menjadi momentum baru untuk meluaskan kiprah Muhammadiyah di Papua Barat.
“Alhamdulillah SK UMPB telah terbit. Tentunya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perubahan ini,” katanya pada kesempatan yang sama (17/7).
Dukungan Pemerintah Daerah
Peresmian UMPB disambut positif oleh berbagai pihak. Bupati Manokwari, Hermus Indou, menilai universitas ini merupakan aset penting bagi daerah.
“Ini tentu menjadi sebuah kekayaan di Papua Barat yang selama ini berkontribusi bahkan ke depan akan memberikan akses pendidikan bagi putra-putri Papua,” ungkapnya usai launching UMPB di Manokwari, Sabtu (23/8/2025).
Hermus juga mengajak masyarakat untuk mendukung keberadaan universitas agar berdampak langsung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dukungan serupa datang dari Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan. Ia menegaskan UMPB bukan hanya institusi pendidikan, melainkan motor penggerak pembangunan berkelanjutan.
“Hari ini bukan sekadar peresmian sebuah institusi pendidikan. Ini adalah simbol komitmen bersama untuk mencetak generasi unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global,” ujarnya saat launching UMPB, Sabtu (23/8/2025).
Menurut Dominggus, UMPB akan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang dapat bermitra dengan pemerintah daerah dalam mendorong kesejahteraan dan daya saing Papua Barat.
Kini, UMPB menaungi dua fakultas. Pertama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan lima program studi: Pendidikan Matematika, Bahasa Indonesia, Biologi, Bahasa Inggris, dan PGSD. Kedua, Fakultas Saintekes dengan empat program studi: Teknik Sipil, Informatika, Manajemen, dan Administrasi Kesehatan.
Dengan dukungan 52 dosen, UMPB menampung lebih dari 1.600 mahasiswa, termasuk mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026. Jumlah ini diproyeksikan terus bertambah seiring meningkatnya minat masyarakat Papua Barat terhadap pendidikan tinggi.
Kehadiran UMPB diharapkan mampu melahirkan generasi muda Papua yang kreatif, inovatif, dan berintegritas, sekaligus menjaga nilai-nilai budaya serta kearifan lokal. Melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian, UMPB ditargetkan menjadi pusat keunggulan akademik sekaligus inspirasi bagi generasi Papua Barat.
Dominggus Mandacan menutup sambutannya dengan penuh optimisme.
“Semoga Universitas Muhammadiyah Papua Barat senantiasa menjadi sumber pengetahuan, cahaya harapan, dan manfaat bagi masyarakat, daerah, dan bangsa Indonesia,” pungkasnya (23/8).
Be the first to comment