Pustakawan UAD Lolos Program Modul Digital Nasional, Dorong Transformasi Perpustakaan

Pustakawan UAD Lolos Program Modul Digital Kemendiktisaintek, Dorong Transformasi Perpustakaan
Pustakawan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang Lolos Program Bantuan Modul Digital Tenaga Kependidikan Kemendiktisaintek 2025 (Foto. Ana)

Prestasi membanggakan kembali hadir dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tiga tenaga kependidikan perpustakaan UAD berhasil lolos dalam Program Bantuan Pengembangan Modul Digital Dosen dan Tenaga Kependidikan 2025 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Tim pustakawan ini dipimpin oleh Anjas Alifah Bakry, bersama Ana Pujiastuti, dan Dian Yunihasti. Keberhasilan mereka menandai komitmen UAD dalam mendorong transformasi peran pustakawan di era digital, sekaligus meningkatkan daya saing sumber daya manusia di bidang kepustakawanan.

Program yang mereka ajukan bertajuk “ReLead: Transformasi Kepemimpinan Pustakawan di Era Digital.” Gagasan ini lahir dari refleksi terhadap peran pustakawan yang sering kali masih terjebak dalam pola kepemimpinan administratif dan birokratis.

“Realitas ini menegaskan pentingnya redefinisi kepemimpinan pustakawan. Saat ini, kepemimpinan bukan hanya soal posisi struktural, melainkan kemampuan menginspirasi, memfasilitasi perubahan, dan menciptakan nilai strategis dalam tata kelola perpustakaan,” jelas Dian Yunihasti.

Melalui ReLead, pustakawan didorong untuk berpikir ulang (rethink) paradigma lama, belajar ulang (relearn) keterampilan baru yang relevan, serta mendefinisikan ulang (redefine) peran mereka sebagai pemimpin perubahan yang adaptif, kolaboratif, dan visioner.

Bagi tim pustakawan UAD, program ini menjadi pengalaman pertama. Tantangan muncul sejak tahap penyusunan modul yang harus memenuhi standar Massive Open Online Courses (MOOCs), lengkap dengan konten multimedia yang interaktif dan menarik.

“Penyesuaian dengan platform digital dan memastikan kualitas konten adalah tantangan tersendiri. Namun proses ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami untuk meningkatkan profesionalisme dan keterampilan baru,” ujar Ana Pujiastuti.

Anjas Alifah menambahkan, program ini bukan hanya soal peningkatan kapasitas individu, tetapi juga kontribusi nyata untuk institusi. “Kami ingin pustakawan tumbuh, berinovasi, dan memberi dampak. Melalui modul digital, pustakawan bisa memperkuat kepemimpinan adaptif yang relevan dengan kebutuhan zaman,” ungkapnya.

UAD menaruh harapan besar pada keberhasilan tim pustakawan ini. Dengan adanya modul ReLead, perpustakaan kampus diharapkan tidak sekadar menjadi pusat penyimpanan informasi, melainkan pusat pembelajaran yang dinamis, inovatif, dan berkelanjutan.

“Melalui program ini, kami berharap lahir pustakawan sebagai pemimpin perubahan yang adaptif terhadap teknologi, reflektif terhadap tantangan, dan visioner dalam transformasi institusi,” tegas Anjas.

Selanjutnya, lulusan program ini ditargetkan mampu membangun jejaring kolaboratif, menciptakan budaya kerja inovatif, sekaligus menjadikan perpustakaan sebagai ruang yang benar-benar hidup bagi sivitas akademika.

Sebagai penutup, Ana berpesan kepada tenaga kependidikan yang ingin mengikuti program serupa agar berani mencoba. “Mulailah dengan proposal yang sesuai tema, rencana kerja detail dan realistis, serta manfaatkan kolaborasi lintas pihak untuk memperkuat gagasan,” sarannya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*