Universitas Ahmad Dahlan Sambut 33 Doktor Baru Tahun 2025

Universitas Ahmad Dahlan Sambut 33 Doktor Baru Tahun 2025
Penyambutan Doktor Baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2025 (Foto. BSDM UAD)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menegaskan komitmennya dalam penguatan mutu sumber daya manusia dan pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sepanjang 2025, sebanyak 33 dosen UAD berhasil meraih gelar doktor, sebuah capaian yang menandai konsistensi kampus Muhammadiyah ini dalam membangun ekosistem akademik yang unggul dan berkelanjutan.

Apresiasi terhadap capaian tersebut diwujudkan melalui kegiatan Penyambutan Doktor Baru 2025 yang diselenggarakan oleh Biro Sumber Daya Manusia UAD pada Senin (16/12/2025) di Kampus I UAD, Jalan Kapas, Yogyakarta. Acara ini dihadiri Rektor UAD, Muchlas, Wakil Rektor Bidang SDM Norma Sari, serta Kepala Biro SDM Hendro Widodo.

Para doktor baru tersebut menempuh pendidikan melalui beragam skema pendanaan, mulai dari beasiswa internal UAD, beasiswa pemerintah, hingga beasiswa luar negeri. Dari total 33 dosen, 10 di antaranya mendapat penghargaan lulus tepat waktu karena berhasil menyelesaikan studi doktoral dalam kurun waktu kurang dari delapan semester.

Wakil Rektor UAD Bidang SDM, Norma Sari, menilai capaian ini bukan sekadar keberhasilan individu, melainkan prestasi institusional yang patut disyukuri bersama. Menurutnya, proses menempuh pendidikan doktoral sarat tantangan, baik secara akademik maupun psikologis, namun justru menjadi fondasi penting dalam membentuk karakter akademisi yang tangguh dan berintegritas.

“Gelar doktor ini bukan hanya pencapaian personal, tetapi juga kontribusi strategis bagi universitas. Dalam beberapa tahun terakhir, UAD secara konsisten menambah sekitar 30–35 doktor setiap tahun, dan pada 2025 ini mencapai 33 doktor baru,” ungkapnya.

Sementara itu, Rektor UAD, Muchlas, menegaskan bahwa gelar doktor bukanlah titik akhir perjalanan akademik, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar dalam pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

“Setelah meraih doktor, tuntutan akademik tentu meningkat. Publikasi ilmiah bereputasi, penelitian berkelanjutan, pengabdian masyarakat, hingga pengajuan paten harus menjadi bagian dari kerja akademik dosen,” ujarnya.

Rektor juga menyampaikan kebijakan institusi terkait tunjangan doktor berbasis sistem grade, yang disertai pakta integritas dan evaluasi kinerja tahunan. Skema ini diharapkan mampu mendorong produktivitas akademik sekaligus menjaga kualitas kinerja dosen pascadoktor.

Dalam laporan kelembagaan, Kepala Biro SDM UAD Hendro Widodo mengungkapkan bahwa hingga akhir 2025, UAD memiliki 309 dosen bergelar doktor dari total 762 dosen, atau sekitar 40,5 persen. Selain itu, 173 dosen lainnya tengah menempuh studi doktoral, mencerminkan pipeline pengembangan SDM akademik yang terus berjalan.

Ia menekankan pentingnya kesinambungan karier fungsional dosen setelah meraih gelar doktor, terutama percepatan menuju jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar. Salah satu kebijakan yang ditekankan adalah kewajiban publikasi ilmiah terindeks SINTA 2 sebagai prasyarat penilaian kinerja dan kenaikan grade tunjangan doktor.

“Harapannya, para doktor baru tidak berhenti pada capaian gelar, tetapi terus melanjutkan pengembangan karier akademik secara terencana dan berkelanjutan,” katanya.

Melalui capaian 33 doktor baru ini, Universitas Ahmad Dahlan menegaskan posisinya sebagai PTMA yang konsisten membangun keunggulan akademik, memperkuat riset dan publikasi ilmiah, serta menghadirkan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan masyarakat.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*