Suster Fanti: Kuliah di UMMAD Cerminkan Toleransi Tinggi

Suster Fanti: Kuliah di UMMAD Cerminkan Toleransi Tinggi
Suster Fanti: Kuliah di UMMAD Cerminkan Toleransi Tinggi

Fantiana Maria Mo’ong atau kerap disapa Suster Fanti memberikan corak berbeda di Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD). Pasalnya, mahasiswa kelahiran Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur ini merupakan seorang suster dengan latar belakang beragama kristen. Ia telah mengabdikan dirinya selama 13 tahun di SLB Bahkti Luhur Kota Madiun. Meskipun kampus UMMAD merupakan kampus islami, Suster Fanti tidak merasa keberatan untuk melanjutkan pendidikan di UMMAD karena toleransi yang diterapkan. “Saya merasa senang, merasa tidak sendiri, tidak ada kesenjangan. Teman-teman juga baik mengedepankan toleransi,” ujar Fantiana. Ia melanjutkan UMMAD bukan hanya terbuka untuk orang-orang non-muslim, UMMAD juga memberikan toleransi beragama yang sangat tinggi dalam aktivitas belajar mengajar yang diterapkan.

 

Suster Fanti: Kuliah di UMMAD Cerminkan Toleransi Tinggi

Ia pun mengaku tidak ada masalah meski harus mengikuti mata kuliah agama Islam. Hal itu dimaknainya untuk menambah wawasan ilmu agama. “Walaupun saya mengikuti kuliah agama Islam, tetapi tidak menjadi masalah karena kita belajar untuk menambah wawasan. Setiap agama itu mengajarkan hal-hal yang baik,” terang Fantiana.

Tentang alasannya kuliah di Prodi Kesos FISIP UMMAD, Suster Fanti mengatakan karena mendapat tugas kuliah dari pihak Yayasan Bhakti Luhur Madiun. “Saya juga bertugas sebagai pengurus yayasan Bhakti Luhur Madiun ini. Jadi kita mencari kampus yang ada jurusan Kesejahteraan sosial. Kebetulan ada di Universitas Muhammadiyah Madiun,” terang Suster Fanti.

Alasan lain yang disampaikan Suster Fanti memilih prodi kesos sebab di kepengurusan SLB Bhakti Luhur masih sedikit yang mengambil jurusan Kesos, lebih banyak mengambil jurusan agama. “Sebetulnya saya sudah kuliah S1 tetapi sarjana agama. Kami mengabdi di Yayasan Bhakti Luhur yang notabene nya ini berkecimpung di bidang sosial,” jelas Fantiana.

Diakui Fantiana, awal mula berkeinginan masuk kuliah di UMMAD ia sempat merasa takut tidak diterima. Namun setelah masuk, justru sebaliknya pihak kampus sangat terbuka dengan perbedaan kepercayaan yang ia miliki. Ia juga mengatakan mahasiswa di kampus UMMAD sangat menghargai dan toleransi terhadap perbedaan kepercayaan yang dianutnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*