UM Pontianak Inovasikan BISTOR, Biskuit Lokal Penangkal Stunting dari Daun Kelor dan Ikan

Produk BISTOR hasil inovasi Universitas Muhammadiyah Pontianak untuk pencegahan stunting
Produk BISTOR hasil inovasi Universitas Muhammadiyah Pontianak untuk pencegahan stunting

Universitas Muhammadiyah Pontianak (UM Pontianak) melalui dosen dan mahasiswa menghadirkan inovasi di bidang pangan lokal. Melalui kolaborasi penelitian dan pengabdian, mereka memperkenalkan BISTOR singkatan dari Biskuit Ikan dan Daun Kelor, sebagai solusi alternatif untuk pencegahan stunting di wilayah timur Kalimantan Barat.

Inovasi ini lahir dari kepedulian terhadap data BPS 2024 dan Kementerian Kesehatan RI 2023 yang menunjukkan tingginya angka stunting di daerah Sintang dan sekitarnya, masih melampaui target WHO dan Pemerintah Indonesia. Meski penyebab stunting bersifat multifaktor, upaya memperbaiki kualitas pangan menjadi salah satu langkah strategis.

BISTOR memanfaatkan kekayaan bahan lokal seperti ikan air tawar (toman, gabus, nila, lele) dan daun kelor. Komposisinya dirancang memenuhi prinsip gizi seimbang, dengan kandungan karbohidrat, protein hewani, serat, vitamin, hingga mineral penting. Produk ini tengah dikembangkan sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi usia enam bulan ke atas.

“Kami berharap inovasi ini tidak hanya bermanfaat untuk perbaikan gizi, tetapi juga membuka peluang usaha lokal berbasis ketersediaan bahan alam di Kalbar,” ujar Agus Samsudrajat, dosen pembimbing program.

Sejak 2019, dosen dan mahasiswa Kesehatan Masyarakat UM Pontianak aktif mengkampanyekan pemanfaatan daun kelor dan ikan lokal melalui berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Tahun ini, BISTOR tengah diusulkan untuk mendapatkan dukungan riset lanjutan di laboratorium berstandar nasional dan internasional.

Lebih lanjut, BISTOR juga diproyeksikan masuk dalam jaringan unit bisnis Muhammadiyah, seperti Muhammadiyah Mart, sebagai produk pangan lokal yang tahan lama. Mengingat daerah Sintang kerap dilanda banjir besar, ketersediaan makanan bergizi dengan daya simpan panjang menjadi kebutuhan mendesak.

Sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi, BISTOR akan dilengkapi label gizi sesuai ketentuan Undang-Undang Pangan dan peraturan BPOM, termasuk untuk usaha mikro dan kecil. Langkah ini juga membuka peluang produk untuk masuk registrasi BPOM dan pasar yang lebih luas.

Melalui inovasi ini, UM Pontianak menunjukan komitmennya sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) yang aktif berkontribusi untuk kemandirian pangan serta pengentasan stunting, sekaligus memperkuat ekonomi lokal yang memiliki kebermanfaatan dan daya saing. []ic

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*