
Universitas Muhammadiyah PKU (UMPKU) Surakarta mengukir sejarah baru dengan menyelenggarakan wisuda perdana sejak resmi bertransformasi dari Institut Teknologi dan Sains (ITS) PKU Muhammadiyah menjadi universitas pada Februari 2025. Sebanyak 720 lulusan resmi dikukuhkan dalam prosesi wisuda yang berlangsung di Grand Mercure Solo Baru, Sabtu (27/9/2025).
Rektor UMPKU Surakarta, Weni Hastuti, menyebut momentum ini sebagai tonggak penting perjalanan kampus kesehatan Muhammadiyah. “Wisuda ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud tanggung jawab universitas dalam mencetak generasi yang siap menghadapi perubahan dengan kompetensi, kepercayaan diri, dan nilai Islami yang berkemajuan,” ujarnya.

Dari 720 lulusan, 640 berasal dari Fakultas Ilmu Kesehatan dan 80 dari Fakultas Sains dan Teknologi. Sebanyak 228 lulusan berhasil meraih predikat cumlaude, bahkan 10% di antaranya lulus melalui rekognisi luaran berupa hak cipta, paten sederhana, maupun publikasi di jurnal ilmiah bereputasi.
Selain wisuda, universitas juga menggelar sumpah profesi bagi lulusan keperawatan, kebidanan, anestesiologi, dan rekayasa elektromedis. Menariknya, rata-rata kelulusan Uji Kompetensi mahasiswa UMPKU mencapai 99%, melampaui standar nasional.
Mayoritas lulusan merupakan tenaga kesehatan dari jaringan rumah sakit Muhammadiyah ‘Aisyiyah, seperti RS PKU Muhammadiyah Surakarta, Boyolali, Sragen, hingga RS Panti Waluyo, serta beberapa rumah sakit umum daerah dan perusahaan alat kesehatan.
Transformasi UMPKU tak hanya berhenti pada perubahan status. Dengan penambahan Fakultas Sosial Humaniora yang membawahi Prodi S1 Psikologi, Hukum, dan Manajemen, universitas ini semakin meneguhkan diri sebagai Kampus Pelopor Kesehatan Holistik yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global.
Saat ini, UMPKU mengantongi akreditasi institusi Baik Sekali dari BAN-PT, dengan sejumlah program studi berstatus Unggul. Kehadiran Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP-P1) berlisensi BNSP juga memastikan lulusan memperoleh sertifikat kompetensi yang diakui secara nasional.
Ketua Badan Pelaksana Harian UM PKU Surakarta, Sofyan Anif, mengingatkan bahwa wisuda hanyalah awal perjalanan. “Hidup yang sesungguhnya dimulai setelah hari ini. Ilmu yang diperoleh harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk menjawab tantangan masyarakat dan bangsa,” katanya.
Wisuda perdana ini diikuti peserta dari 38 provinsi di Indonesia bahkan satu lulusan internasional asal Timor Leste, Quintiliano. Ia mengaku menemukan UMPKU Surakarta melalui rekomendasi komunitas mahasiswa asal negaranya yang sudah lebih dulu kuliah di Solo.
“Selama belajar di sini saya merasa diterima dengan sangat baik, tanpa diskriminasi. Semua dosen dan teman-teman mendukung hingga akhirnya saya bisa lulus,” ujarnya. Usai wisuda, ia berencana kembali ke negaranya untuk berkarier di bidang kesehatan.
Wisuda perdana UM PKU Surakarta bukan sekadar capaian akademik, tetapi juga refleksi komitmen Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA). Sebagai upaya dalam menyiapkan tenaga kesehatan unggul yang berlandaskan nilai Islami dan profesionalisme. Dengan jaringan rumah sakit yang luas dan kualitas pendidikan yang terus ditingkatkan, UMPKU Surakarta menjadi salah satu motor kaderisasi tenaga kesehatan Muhammadiyah yang adaptif terhadap kebutuhan nasional maupun global.
Be the first to comment