UNIMMA 61 Tahun: Forward Impact untuk Indonesia Emas 2045

UNIMMA 61 Tahun: Forward Impact untuk Indonesia Emas 2045
UNIMMA 61 Tahun: Forward Impact untuk Indonesia Emas 2045

Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) resmi memasuki usia ke-61 pada Minggu, 31 Agustus 2025. Dengan mengusung tema Forward Impact, milad kali ini menjadi momentum refleksi perjalanan panjang sekaligus peneguhan komitmen UNIMMA sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah yang unggul, Islami, dan berdaya saing global.

Puncak peringatan berlangsung sehari sebelumnya, Sabtu (30/8), di Auditorium Kampus 1 UNIMMA, dengan agenda Laporan Tahunan Rektor (LTR), orasi ilmiah, serta pengukuhan guru besar baru, Prof. Dr. Heni Setyowati Esti Rahayu, S.Kp., M.Kes.

Dalam laporan tahunannya, Rektor UNIMMA, Dr. Lilik Andriyani, S.E., M.Si., menegaskan bahwa usia 61 tahun bukan sekadar penanda usia, melainkan refleksi atas perjalanan panjang kampus dalam meneguhkan jati diri.

“UNIMMA kini dituntut semakin responsif terhadap isu global seperti energi, pangan, kesehatan, moralitas, hingga kejahatan siber. Semua itu harus diwujudkan melalui pendidikan bercakrawala internasional, riset strategis, dan hilirisasi inovasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, UNIMMA telah menyiapkan Rencana Induk Pengembangan (RIP) 2020–2040 sebagai pedoman jangka panjang agar mampu menjadi salah satu perguruan tinggi swasta penopang visi Indonesia Emas 2045.

Kepala LLDikti Wilayah VI, Prof. Dr. Ir. Aisyah Endah Palupi, M.Pd., yang hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya peran UNIMMA dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang berdampak.

“Perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi menara gading. Ia harus mampu melahirkan lulusan yang membawa dampak nyata bagi masyarakat, termasuk lewat penelitian yang relevan,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., mewakili Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, memberikan apresiasi atas konsistensi UNIMMA dalam menjaga mutu dan kontribusi pendidikan tinggi Muhammadiyah.

Momentum milad ke-61 juga ditandai dengan pengukuhan Prof. Heni Setyowati Esti Rahayu sebagai Guru Besar dalam bidang Keperawatan Maternitas. Kehadiran beliau memperkuat kapasitas akademik UNIMMA, khususnya dalam riset kesehatan dan keperawatan.

Selain itu, UNIMMA juga memberikan penghargaan kepada dosen serta tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama 20 tahun, serta kepada dosen berprestasi nasional. Hal ini menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi yang menopang kemajuan institusi.

Rektor menutup laporan dengan optimisme. “Dengan semangat kebersamaan, UNIMMA akan terus bergerak maju, mewujudkan visi sebagai perguruan tinggi yang unggul, berdaya saing, dan berkarakter Islami,” pungkas Lilik.

Dengan usia yang semakin matang, UNIMMA meneguhkan dirinya bukan hanya sebagai penyelenggara pendidikan, tetapi juga penggerak perubahan sosial. Sinergi sivitas akademika, alumni, mitra, dan masyarakat menjadi modal utama untuk memastikan UNIMMA mampu memberi forward impact nyata dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*